Dia menjalankan kewajiban agama tanpa pamrih. Justru dia memberi dari kekurangannya.
Sebuah tindakan kegamaan tanpa perhitungan, tanpa motivasi popularitas dan tanpa mengharapkan imbalan.
Inilah sikap iman yang autentik. Kadang kala dalam hidup ini, kita terjebak dalam sikap hidup sok pamer, agar dilihat orang dan dianggap keren.
Sikap ini bukan saja berkaitan dengan kegemerlapan duniawi, tetapi juga merasuk karya karitatif dan pelayanan rohaniah.
Bisa jadi pelayanan kita disisipi motivasi tersembunyi, agar dianggap hebat, gaul, dan penuh pengorbanan.
Pada titik ini, kita terjebak dalam sikap iman kosmetik, agar terlihat keren, tetapi cepat pudar dan tidak bertahan dalam arus pergumulan iman.
Penghormatan layak diberikan kepada mereka yang berani berkorban betapapun berkekurangan. Sedangkan mereka yang mencari-cari penghormatan dengan memamerkan kelebihannya patut dihindari. Berwaspadalah!
Kontemplasi
Saya sungguh yakin bahwa semangat Malaikat Rafael hidup dan hadir kembali dalam diri para dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan dan juga banyak orang yang rela berkorban demi kehidupan dan kesembuhan orang lain.
Di tempat saya, masyarakat banyak dilayani oleh para dokter, perawat, bidan, guru, pegawai atau siapapun yang dengan hati tulus telah melihat dan mengalami kehadiran Tuhan dalam diri para utusannya.
Utusan Tuhan itu bukan hanya diutus ke tempat saya, tetapi juga ke tempat Anda atau bahkan Anda sendirilah utusan Tuhan itu.
Terima kasih dokter, terima kasih perawat, terima kasih bidan dan terima kasih saudara-saudariku yang rela mengabdi di tempat-tempat terpencil.
Selamat datang dokter, perawat, bidan dan saudara-saudari di tempat pelayanan.banyak orang membutuhkan kehadiran Anda.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 8 Juni 2023, Hukum Utama dan Terutama
Doa
Tuhan Yesus, berilah aku keberanian untuk pergi dan melayani sesamaku dengan semangat penuh kasih dan pengabdian. Kurniakanlah aku rahmat Roh KudusMu, agar aku semakin rendah hati dan tidak menunjukkan kesombongan iman. Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin.