Kita tak perlu membenturkan antara perasaan pribadi dengan tanggung jawab publik, manakah yang harus didahulukan.
Seorang pemimpin harus sadar bahwa setiap tindakannya memberi pengaruh besar bagi banyak orang.
Perasaan pribadi dapat memberi pengaruh buruk dan dianggap ia lebih mencintai lawan dan membenci kawan.
Ada saatnya kita membutuhkan orang seperti Yoab. Dengan disiplin militernya yang tinggi, walau terkesan kasar, mampu menyadarkan kita saat terhanyut dalam emosi dan membahayakan sesama.
Duka hati bisa datang kapan saja, tetapi bangkit dari kedukaan adalah pilihan bijak, demi melanjutkan hidup bersama orang lain yang masih ada. Amin! (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS