Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 1 Mei 2023, Gembala yang Baik

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Senin 1 Mei 2023 dengan judul Gembala yang Baik.

Yesus mengambil perumpaan gembala dan domba-domba agar orang-orang Yahudi semakin lebih mengerti karena ketika bicara tentang domba dan gembala, mereka sudah langsung mengerti karena hidup dari kebanyakan masyarakat Yahudi adalah penggembala domba atau ternak domba dengan jumlah yang cukup banyak.

Yesus menyebut beberapa kriteria diriNya sebagai gembala yang baik itu: pertama, gembala itu memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.

Kedua, mengenal dombanya dan dombanya mengenalnya. Ketiga, gembala itu universal karena ada domba lain yang dari kandang lain.

Dan dasar dari semua itu adalah Kasih Bapa kepada diriNya karena Yesus telah menyerahkan nyawaNya untuk didapatkan kembali.

Semua itu adalah tugas yang diberikan Bapa kepadaNya. Ciri khas seorang gembala (pemimpin) yang baik adalah yang sudah dinyatakan oleh Yesus.

Ciri-ciri itulah yang dilakukan Yesus sebagai seorang gembala atau pemimpin.

Ciri yang ketiga sebagai Gembala dan Tuhan itu bersifat universal yang berarti Tuhan memimpin semua orang yang datang kepadaNya dari segala macam penjuru dunia dan dari latar belakang apapun yang masuk dalam satu kawanan dan satu gembala.

Masuk dalam satu persekutuan yakni persekutuan yang dipimpin oleh seorang gembala yaitu Yesus Kristus.

Untuk itulah, Petrus juga ditegur dalam penglihatannya itu untuk bisa memakan semua jenis makanan yang dihadapkan oleh Tuhan sebagai sebuah simbol bahwa dia juga harus siap mewartakan kebenaran iman kepada bangsa-bangsa lain di muka bumi yang dilambangkan dalam diri Kornelius seorang perwira Romawi itu.

Dia juga mengalami penglihatan tentang Tuhan dan dari situlah dia bersama keluarganya pun mendapat karunia Roh Kudus seperti dialami para murid Tuhan lainnya.

Kisah dari kedua bacaan hari ini mau mengingatkan kepada kita bahwa Allah itu bersifat universal dan dapat berkarya kepada semua orang dalam segala lapisan di semua wilayah di atas muka bumi ini.

Maka kita tidak perlu mengklaim diri sebagai satu-satunya pemegang kebenaran dan memisahkan diri dari orang lain yang kita ‘anggap’ sebagai orang yang bukan dari pihak kita atau kelompok kita.

Kita cenderung mempersalahkan orang lain dan kita sendiri menjadi sombong karena memiliki Tuhan Yesus.

Kita jatuh dalam kesombongan spiritual di mana kita mengklaim diri sebagai orang atau kelompok yang benar atau terpilih lalu merendahkan orang atau kelompok lainnya dan membuat diri sebagai pemilik kebenaran Tuhan padahal Tuhan itu bersifat universal.

Kita tidak bisa mengkotak-kotakkan Tuhan dalam pola pikir kita yang begitu sederhana itu.

Halaman
1234

Berita Terkini