POS-KUPANG.COM – Kesaksian prajurit TNI tentang serangan brutal yang dilancarkan KKB Papua pada Sabtu 15 April 2023 pukul 16.30 WIT petang itu, sungguh membuat merinding.
Pasalnya, saat insiden mengerikan itu terjadi, masyarakat di Distrik Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, tiba-tiba lari berhamburan keluar rumah sambil berteriak-teriak.
Mereka yang kebanyakan ibu-ibu dan anak-anak itu berlari tak tentu arah. Namun semuanya mengarah ke prajurit TNI yang sedang berada di lokasi kejadian.
Saat itu, mereka tak hanya lari sambil berteriak, tetapi beberapa di antaranya juga sedang meniup pluit, sehingga membuat suasana sepertinya tak terkendali.
Tak dinyana, di antara masyarakat itu, ada juga anggota Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua yang membaur di dalamnya.
Saking banyaknya warga sipil yang ada pada insiden tersebut, sehigga prajurit TNI yang sedang bertugas pun seakan berada di persimpangan jalan.
Berniat melepaskan tembakan untuk menghentikan aksi tersebut, tetapi yang dihadapi adalah masyarakat sipil. Apalagi anak-anak juga ikut serta di dalamnya.
Baca juga: Indonesia Berduka, Tiga Prajurit TNI Ditemukan Tewas di Tengah Hutan, Korban Dihantam KKB Papua
Padahal di saat yang sama, Kelompok Kriminal Bersenjata justeru mengambil kesempatan untuk menghabisi prajurit TNI yang ada di depan mata.
Dalam kondisi itulah satu per satu prajurit TNI gugur di tangan KKB. Para prajurit TNI itu tewas ditembak KKB Papua, karena mereka tak pernah berada dalam situasi semacam itu.
Apalagi dalam operasi pencarian pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens itu, para prajurit TNI telah diperintahkan untuk bertindak soft. Artinya selalu mengedepankan keselamatan, tanpa ada korban jiwa.
Kesaksian prajurit TNI itu, disampaikan langsung kepada Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono yang terjun ke Papua terkait insiden mengerikan yang terjadi di Distrik Mugi-Mam, Kabupaten Nduga.
Atas kesaksian tersebut plus sejumlah fakta lain yang dilaporkan kepadanya, Panglima Yudo Margono pun mengambil tindakan tegas.
Perintah yang dikeluarkan, adalah operasi yang dilakukan prajurit TNI Polri dalam rangka menegakkan kedaulatan NKRI terpaksa ditingkatkan menjadi Operasi Siaga Tempur.
Operasi semacam itu diterapkan juga di Natuna. Hanya bedanya, kalau di Natuna, adalah operasi siaga tempur di laut. Sementara di Papua, operasi siaga tempur di darat.
Kepada awak media, Laksamana Yudo Margono juga mengungkapkan bahwa saat KKB Papua melakukan penyerangan, prajurit TNI tak pernah menghadapi situasi semacam itu.