Berita Lembata

Mengenal Napas Tua Lomblen, Lebih Dari Sekadar Komunitas Motor di Lembata

Penulis: Ricardus Wawo
Editor: Eflin Rote
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekelompok pencinta motor tua di Kabupaten Lembata membentuk komunitas resmi yang disebut Napas Tua Lomblen. Acara deklarasi ini berlangsung meriah di Pantai Riangdua, desa Bour, Kecamatan Nubatukan, 25 Februari 2023.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, RICKO WAWO

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Sekelompok pencinta motor tua di Kabupaten Lembata membentuk komunitas resmi yang disebut Napas Tua Lomblen. Acara deklarasi ini berlangsung meriah di Pantai Riangdua, desa Bour, Kecamatan Nubatukan, 25 Februari 2023.

Napas Tua Lomblen berhasil mengumpulkan puluhan pecinta motor tua yang ada di tanah Lomblen Lembata. Mereka kini bersatu dan berkomitmen melakukan beragam aksi sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Napas Tua Lomblen ingin eksis lebih dari sekadar komunitas motor. 

Inyo Duan, salah satu anggota komunitas, mengaku bangga dengan hadirnya komunitas itu di bumi Lepan Bata. 

Dia bercerita, Napas Tua Lomblen mulanya lahir dari rasa peduli mereka terhadap kendaraan roda dua tua dan klasik yang perlahan mulai ditinggalkan. 

Baca juga: Imbas Melonjaknya Harga Beras, Warga Lembata Padati Gudang Bulog

Beberapa di antaranya seperti Honda C70 atau Honda Pitung, Yamaha DT 100, Honda CB 100, Honda Astrea Grand, Honda GL Pro, Yamaha Force 1, Yamaha RX 100 dan Kawasaki Binter Merzy.

"Semakin tua, semakin klasik. Itu yang jadi kekhasannya tersendiri," kata Inyo. 

Rupanya, beberapa jenis motor tua ini masih banyak digandrungi masyarakat. Di jalanan, menurut Inyo, mudah menemukan para pengendara masih menunggang motor klasik. Jadi, setidaknya perlu wadah komunitas untuk melestarikan jenis jenis motor tua ini. 

“Teman-teman mulai berinisiatif untuk kumpul di dalam satu komunitas yang bisa menghimpun teman-teman pencinta mesin tua,” kata Inyo.

Baca juga: DPRD Lembata Soroti Lambannya Proyek Infrastruktur Jalan Dari Dana PEN

Komunitas ini pertama kali muncul pada tahun 2020. Kata Inyo, kala itu, beberapa anggota mulai sering nongkrong bersama. Semua yang tergabung dalam komunitas punya hobi yang sama yakni mengoleksi barang tua. Mereka juga giat berbagi informasi dan pengetahuan tentang perawatan motor-motor tua dan sesekali melakukan touring ke tempat-tempat wisata di Lembata.

Inyo menyebutkan komunitas-komunitas motor tua punya ikatan yang kuat di setiap kota di Indonesia. Sebagai pendatang baru, mereka tentu juga menjalin komunikasi dengan komunitas-komunitas di kota lain. Jika ada kegiatan sosial dan gathering, sejawat mereka dari kota lainnya pasti ikut terlibat dan datang langsung ke Lembata.

Ketua Napas Tua Lomblen, Ardy Rapok, menyebutkan, komunitas itu dibentuk untuk menjalin tali persaudaraan, mengkampanyekan tertib lalu lintas (safety riding) dan sebagai wadah berkumpul para pencinta motor tua di Lembata. Juga, lebih dari itu, Napas Tua Lomblen ingin terlibat dalam aksi-aksi sosial dan kreatif yang berguna bagi masyarakat. Itulah kenapa mereka memilih Pantai Riangdua sebagai tempat deklarasi Napas Tua Lomblen. Pantai itu merupakan salah satu tempat penangkaran tukik (anak penyu) yang ada di Lembata.

Baca juga: Fraksi Kebangkitan Bangsa Lembata Minta Pemkab Benahi Manajemen Layanan Kesehatan

“Sebagai wujud dukungan dan partisipasi Napas Tua Lomblen terhadap pelestarian tukik dan membangkitkan spirit anggota untuk menjaga kelestarian alam,” ungkap Ardy.

Ardy mengakui sebagai komunitas belum banyak hal yang mereka lakukan. Namun, pada acara deklarasi, mereka mampu mendatangkan sejumlah anggota komunitas dari daerah lainnya. Mereka berkumpul bersama dan saling berbagi, sembari memperkenalkan Lembata.

Masih banyak mimpi yang hendak mereka rajut bersama, apalagi mayoritas anggota komunitas adalah anak muda yang punya gairah untuk berekspresi.

Halaman
12

Berita Terkini