"Beberapa senjata yang sempat saya analisa, yakni senapan serbu Kalashnikov AK 101 buatan Rusia dan senjata serbu Norinco AK 2000 P buatan China. Sisanya M16A1/A2, SS1, SS2, Styer AUG," kata Ngasiman.
"Sumbernya bisa hasil rampasan, pembelian dari oknum TNI-Polri, atau bisa juga senjata bekas konflik Ambon, Filipina, dan Papua Nugini," ujarnya.
Atas dugaan tersebut, hingga kini Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad, Sigit Santosa belum memberikan klarifikasi.
"Sebentar kami cek," kata Sigit melalui pesan tertulisnya kepada Kompas.Com.
Namun, ketika hendak kembali dikonfirmasi, Sigit Santosa belum membalas pesan singkat Kompas.com hingga berita ini diturunkan.
ASN Pasok Amunisi ke KKB Papua
Untuk diketahui, beberapa waktu lalu, seorang oknum ASN memasok 615 butir amunisi serta senjata rakitan ke KKB Papua. ditangkap Polres Yalimo.
Aparatur Sipil Negara yang berinisial AN itu merupakan penghubung KKB Nduga di bawah komando Egianus Kogoya.
AN diringkus ketika dalam perjalanan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Diduga kuat, ratusan amunisi serta senjata api yang disita dari tangan AN, akan didistribusikan ke KKB pimpinan Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga.
Baca juga: KKB Papua - Muhammad Saleh Akui, Aparat TNI Polri dan Masyarakat Papua Terus Mencari Pilot Susi Air
Hal itu dibenarkan oleh Direktur Kriminal Umum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani. Dia menyebutkan bahwa hingga kini aparat masih mendalami kasus penjualan amunisi tersebut.
Yang didalami itu menyangkut sumber dananya, modus operandinya hingga oknum ASN itu mendapatkan amunisi kemudian mendistribusikan ke KKB Papua.
Dia menyebutkan bahwa Polda Papua telah memeriksa sejumlah pihak yang diduga terkait kasus tersebut.
Menurutnya, amunisi yang dibawa ASN itu akan dipasok ke KKB yang kerap menebar teror di Kabupaten Nduga.
“Inisial AN, saat ini di Wamena. Rencananya amunisi mau dibawa ke kelompok Nduga,” kata Kombes Faizal kepada wartawan.