POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Membiarkan Diri Diatur Tuhan.
RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari Kitab Kejadian 3: 1-8; dan bacaan Injil Markus 7: 31-37.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Jumat 10 Februari 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Pada Hari Peringatan Santa Skolastika, Perawan, kita diminta untuk mendalami kata-kata jebakan setan, "Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Kata wanita itu, "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan. Tapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah bersabda, 'Jangan kamu makan atau pun raba buah itu, nanti kamu mati'."
Di sini sebenarnya sangat kelihatan bahwa bukan liciknya ular itu menggoda. Tapi ketidaktenangan dan ketidakdewasaan wanita itu menghadapi ular itu.
Wanita itu tahu betul, ada larangan untuk membatasi diri. Tapi wanita itu sendiri justru yang mencurigai Allah ketika dirinya dibujuk si ular. "Mengapa Allah melarangnya?"
Sehingga yang terjadi dirinya jatuh ke dalam dosa. Dan bukan dirinya menjadi sama tahu dengan Allah.
Buruknya lagi bahwa wanita itu tidak mengakui kelemahan dirinya. Tapi mencari mekanisme bela ego terus mengkambinghitamkan si ular yang menyebabkan dia jatuh.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 9 Februari 2023, Iman yang Terus Tumbuh Menuju Keutuhan
Ternyata dosa ini menjadi dosa warisan sepanjang zaman manusia hidup. Penampilan wanita ini ternyata berbeda dengan si tuli dan gagap.
Karena wanita itu begitu menghafal larangan yang Tuhan berikan, tapi tidak membatininya sehingga dia kehilangan pegangan untuk membentengi diri dari rayuan ular.
Sedangkan si tuli dan gagap itu tidak kita ketahui apa pengetahuannya tentang Yesus. Yang kita lihat dan kita tahu hanyalah "membiarkan diri saja" saat ada orang baik yang berinisiatif untuk membawa dirinya kepada Yesus untuk disembuhkan.
Oleh membiarkan dirinya itulah dia menjadi sembuh sehingga dia bisa mendengar dan bisa berbicara.
Peristiwa iman ini juga telah ditunjukkan dengan baik oleh Santa Skolastika. Lewat "membiarkan diri saja dan semuanya Allah yang mengaturnya sampai akhirnya Skolastika sanggup meninggal sebagai seorang perawan.
Kita diajak untuk membiarkan diri diatur oleh Tuhan tentang bagaimana hidup kita selanjutnya.
Teks Lengkap Bacaan Jumat 10 Februari 2023
Bacaan Pertama: Kejadian 3:1-8
"Kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”
Pembacaan dari Kitab Kejadian 3:1-8
Ular adalah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan Tuhan Allah.
Ular itu berkata kepada wanita, “Tentulah Allah bersabda, ‘Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya’, bukan?”
Wanita itu menjawab, “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan. Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah bersabda: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”
Tetapi ular itu berkata kepada wanita itu, “Sekali-kali kamu tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya, matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”
Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati, karena memberi pengertian.
Maka ia mengambil buah itu, lalu dimakan, dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya.
Maka terbukalah mata mereka berdua, dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara, dan membuat cawat.
Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
Demikianlah sabda Tuhan
U: Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mz 32:1-2.5.6.7
Refr. Berbahagialah orang, yang pelanggarannya diampuni.
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.
4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.
Bait Pengantar Injil:
U : Alleluya
S : Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu. Alleluya.
Bacaan Injil: Markus 7:31-37
“Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”
Inilah Injil suci menurut Markus:
Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis.
Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu.
Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian.
Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu.
Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”, artinya: Terbukalah!
Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik.
Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga.
Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya.
Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS