Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 6 Februari 2023, Sikap Belaskasihan dan Iman dalam Kehidupan Bersama

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RENUNGAN - RP. Markus Tulu SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Senin 6 Februari 2023 dengan judul Sikap Belaskasihan dan Iman dalam Kehidupan Bersama.

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Sikap Belaskasihan dan Iman dalam Kehidupan Bersama.

RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari Kitab Kejadian 1: 1-19; dan bacaan Injil Markus 6: 53-56.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Senin 6 Februari 2023 beserta mazmur tanggapa dan bait pengantar Injil.

Pada Hari Peringatan Santo Paulus Miki, dkk., Imam dan Martir, Kita kaum beriman dItuntun oleh gerakan kasih Allah yang menghendaki agar kita semua menjadi setia mempertahankan iman.

Sejak semula pada awal penciptaan, Tuhan melihat semuanya itu baik. Tapi dua hal penting yang ditampilkan Allah dalam kisah penciptaan itu seakan mau menegaskan sikap batin kita yang dipakai Allah dalam keterangan waktu adalah "terang dan gelap atau siang dan malam.

Terang melambangkan kebaikan, kebenaran, korban suci dan kesetiaan. Sedangkan gelap malam melambangkan dosa, kejahatan, tipu daya dan hasutan.

Dua keterangan waktu ini  bisa mempengaruhi sikap batin kita. Meskipun pada awal penciptaan, semuanya itu baik. Tapi dalam perjalanan dan kenyataan hidup sikap batin kita bisa digiring oleh situasi hidup penuh kegelapan yakni dosa dan kejahatan.

Itulah sebabnya maka Paulus Miki, imam yang setia iman dan yang berbelaskasihan kepada orang banyak yang menderita itu akhirnya dibunuh oleh penguasa Jepang hanya karena terprovokasi oleh hasutan pedagang.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 5 Februari 2023, Pilihlah Terang atau Menjadi Garam

Paulus Miki adalah seorang yang berasal dari sebuah keluarga kaya di Jepang. Dia diajar oleh para Yesuit dan kemudian dia bergabung dalam Yesuit.

Sebagai seorang imam, dia dikenal sebagai pengkotbah yang mahir dan sukses yang membuat banyak orang menjadi Katolik.

Tapi sebagai seorang misionaris dia kemudian diusir untuk meninggalkan Jepang. Penyiksaan atas dirinya dan kawan-kawannya sungguh kejam.

Telinga mereka disayat, tubuh mereka dipukul hingga memar dan berdarah. Sesudah itu mereka diarak keliling kota untuk dipertontonkan kepada rakyat.

Dalam situasi yang begitu memprihatinkan itu pedagang menghasut penguasa Jepang bahwa para misionaris itu adalah pengkhianat bangsa Jepang.

Oleh hasutan para pedagang itulah Paulus Miki akhirnya digantung di atas salib. Dan yang mengagumkan iman Paulus Miki adalah di saat yang begitu menderita, dia masih tetap berkotbah dari atas salib agar umat tetap setia pada iman.

Dia baru bisa diam ketika sebuah tombak menembus dadanya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 5 Februari 2023, Pengorbanan tanpa Pamrih

Santo Paulus Miki telah menjadi teladan dalam mempertahankan imannya. Bagaimana dengan kita?

Kalaupun menurut kita mungkin terlalu berat mengikuti Paulus Miki. Karena harus dengan salib dan dengan darah. Kita tidak usah dengan salib tapi cukup dengan hati yang tergerak oleh belaskasihan.

Kita juga tidak usah dengan darah tapi cukup dengan kata. Kata yang lembut dan menyapa sesama. Agar hidup dan penderitaan sesama juga hadir di ketergerakan hati kita untuk menolong.

Kita boleh belajar dan meneladani orang banyak dalam Injil hari ini yang oleh rasa belaskasihan terhadap orang sakit akhirnya mereka mengusung orang-orang sakit itu di atas tilam kepada Yesus untuk disembuhkan. Itulah sikap belaskasihan orang banyak itu terhadap orang-orang sakit dan sikap iman mereka terhadap Yesus. Yakni asal menjamah jumbai jubah'-Nya saja mereka semua sembuh.

Demikian sikap belaskasihan dan sikap iman yang mesti kita tunjukkan dalam kehidupan bersama kita. 

Teks Lengkap Bacaan Senin 6 Februari 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Senin 6 Februari 2023. (Tokopedia)

Bacaan Pertama: Kejadian 1:1-19

"Allah bersabda dan terjadilah demikian."

Bacaan dari Kitab Kejadian:

Pada awal mula Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan masih kosong. Gelap gulita meliputi samudera raya. Dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

Allah bersabda, "Jadilah terang!" Maka jadilah terang. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nya dari gelap. Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Maka jadilah petang dan pagi: hari pertama.

Allah bersabda, "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Allah menjadikan cakrawala, dan Ia memisahkan air di bawah cakrawala dari air di atasnya. Dan jadilah demikian. Allah menamai cakrawala itu langit. Maka jadilah petang dan pagi: hari kedua.

Allah bersabda, "Hendaklah segala air di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu laut.

Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Allah bersabda, "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.

Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari ketiga.

Allah bersabda, "Jadilah benda-benda penerang di cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap, menunjukkan hari dan tahun; dan sebagai penerang pada cakrawala, biarlah benda-benda itu menerangi bumi."

Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan dua benda penerang yang besar, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang kecil untuk menguasai malam; dan Allah menjadikan juga bintang-bintang.

Semuanya itu ditaruh Allah di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keempat.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 104:1-2a.5-6.10.12.24.35c

Refr. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
atau Semoga Tuhan bersukacita atas karya-Nya.

1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak berselimutkan terang ibarat mantol.

2. Engkau telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyah untuk selama-lamanya. Dengan samudera raya bumi ini Kauselubungi, air telah naik melampaui gunung-gunung.

3. Di lembah-lembah Engkau membualkan mata air yang mengalir di antara gunung-gunung, burung-burung di udara bersarang di dekatnya, bersiul-siul dari antara dedaunan.

4. Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan, semuanya Kaubuat dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!

Bait Pengantar Injil PS 963

RefR. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.

Yesus mewartakan Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit. Alleluya.

Bacaan Injil: Markus 6:53-56

"Semua orang yang menjamah Yesus, menjadi sembuh."

Inilah Injil suci menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus.

Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada.

Ke mana pun Yesus pergi, - ke desa-desa, ke kota-kota atau ke kampung-kampung, - orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamahnya menjadi sembuh.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkini