Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Universitas Karyadarma atau Undarma Kupang merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi NTT yang menerima Matching Fung di tahun 2022.
Undarma Kupang termasuk dalam 26 nominasi terbaik dengan urutan ke-17 dari 927 Reka Cipta MF tahun 2022 seluruh indonesia.
Produk Undarma Kupang, Inovasi Tunnel Fish Dryer Berbasi Kearifan Lokal atau Bakar Batu itu masuk dalam booklet Kedaireka Kemendikbud Ristek tahun 2022.
Berkat inovasi produk ini, Undarma Kupang dijadikan sebagai salah satu pemateri atau narasumber dalam kegiatan Reka Preneur dengan tema Innovate and Collaborate For A Sustainable Future yang diselenggarakan oleh Kemendikbud Ristek di Neo Aston Hotel Kupang, Selasa 31 Januari 2023.
Baca juga: Wisuda Undarma Kupang, Tangis Bahagia Orangtua Saksikan Anaknya Jadi Sarjana
Hadir dalam kegiatan tersebut, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yang diwakili oleh Asisten IV Setda Prov NTT, Ketua Kadin NTT, Bobby Lianto, Direktur Badan Pelaksana Otoritas Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina, rektor atau perwakilan dari setiap PTS maupun PTN dan undangan lainnya.
Usai mengikuti kegiatan tersebut, Ketua Yayasan Undarma Kupang, Drikben E.P. Nggadas mengatakan produk yang diciptakan merupakan sebuah alat pengering ikan serta inovasinya adalah dengan cara membakar batu.
"Produk ini kami hasilkan dengan sebuah temuan baru yakni dapat keringkan ikan dengan membakar batu. Artinya ikan dikeringkan dengan uap panas yang dihasilkan dari batu tersebut," tuturnya.
Baca juga: Universitas Karya Darma Kupang Gelar Seminar Nasional
Menurut dia, tekhnologi yang ditemukan sederhana, tapi sebuah temuan baru atau hal baru yang dihasilkan oleh Undarma Kupang.
Produk atau teknologi Undarma Kupang, "Batu Bakar" ini pun telah mendapat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan mempunyai Hak Cipta.
Ia mengaku, teknologi "Batu Bakar" Undarma Kupang bisa lolos Kedaireka Kemendikbud Ristek 2022 karena telah memiliki HAKI dan Hak Cipta.
Menurut dia, teknologi ini dapat membantu memenuhi masyarakat NTT.
Baca juga: Universitas Karya Darma Kupang Mewisudakan 119 Sarjana dengan Prokes Covid-19
"NTT dengan banyaknya nelayan yang menghasilkan banyak ikan dapat terbantu juga dengan alat kami ini," ungkapnya.
"Munculnya inovasi lewat teknologi yang kami temukan ini dapat bantu nelayan seperti ikan mentah yang tidak terjual dapat dikeringkan dengan alat ini," tuturnya.
Ia mengaku, ikan yang telah diproses oleh alat tersebut dapat langsung disajikan atau dikonsumsi. Hasilnya pun akan berbeda seperti ikan asin atau ikan kering lainnya yang dijual selama ini.
"Ikan yang sudah lewati proses di alat ini, bisa langsung dimakan. Warna, rasa dan tekstur ikannya pun beda seperti ikan kering lainnya," ungkapnya.
Sementara itu, hasil dari alat ini belum dapat dipasarkan karena alatnya baru diuji coba Desember 2022.
Dia berharap semoga proses pemasaran penjualannya cepat diselesaikan, supaya hasil ikan kering tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat NTT.Selain itu, pengelola alat tersebut dari pihak ketiga atau mitra Undarma Kupang. Tetapi ada kerja sama dimana akan adanya progran MBKM. Dimana para mahasiswa dapat belajar untuk membuat alat-tersebut hingga belajar untuk berwira usaha.
Wakil Rektor I Undarma Kupang Jidon Nubatonis menambahkan inovasi yang ditemukan dan akan dikembangkan Undarma Kupang ini identik dengan energi terbarukan.
Pada prinsipnya, dengan alat ini dapat menghasilkan atau menciptakan ikan kering yang hiegenis bagi konsumennya.
"Kami coba meracik ikan mulai dari mentah hingga hasilnya jadi kering tanpa adanya formalin dan bahan berbahaya lainnya," ujar dia.
Baca juga: Biodata dan Profil Obednego AR Djami, Ketua LKBH Undarma dan Advokad Pengacara di Kupang
Alat pengeringan ikan Undarma ini dapat memproduksi semua jenis ikan kering yang dapat dikonsumsi oleh semua orang.
Sementara itu, Pemilik Yayasan Undarma Kupang, Daniel Heryson Wadu menambahkan alat bakar batu atau alat pengeringan ikan atau TFD Bakar Batu ini akan memproduksi ikan kering cepat saji Nadu'u Do muri (ikan masih hidup).
Falsafah Nadu'u Do Muri dipilih oleh penelitinya atau dosen Undarma dengan bahan lokal dari daerah Sabu yang diracik dengan ikan tersebut.
Bahan-bahan seperti garam kristal dan gula sabu untuk pengawetan ikan ditambah lagi beberapa bahan lokal lainnya sehingga ikan tersebut dapat langsung di konsumsi. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS