Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Hari Ini, Senin 26 September 2022, Pemimpin Bukan Budak Harta dan Takhta

Editor: Frans Krowin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pater Awlaga Makin, SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik hari ini, Senin 26 September 2022, disajikan oleh Pater Awlaga Makin SVD.

Dalam sapaan imannya hari ini, Pater Awlaga Makin SVD mengajak kita untuk melihat anak-anak dengan kaca mata hati batin kita.

Ajakan yang disampaikan Pater Awlaga Makin SVD ini bersandar pada Bacaan Pertama: Ayub 1:6-22 dan Bacaan Injil: Lukas 9:46-50.

Untuk itu, siapkanlah hati batin kita untuk menyimak renungan yang disajikan ini dengan penuh iman.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 26 September 2022, Tuhan yang Memberi, Tuhanlah yang Mengambil

Bacaan Pertama: Ayub 1:6-22

Kesalehan Ayub dicoba

Bacaan dari Kitab Ayub:

Pada suatu hari anak-anak Allah datang menghadap Tuhan, dan di antara mereka datanglah juga iblis.

Maka bertanyalah Tuhan kepada iblis, "Dari manakah engkau?"

Jawab iblis, "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."

Lalu bertanyalah Tuhan kepada iblis, "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tidak seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."

Lalu jawab iblis kepada Tuhan: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?

Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya?

Apa yang dikerjakannya telah Kau berkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.

Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."

Maka firman Tuhan kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyai ada dalam kuasamu. Hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya."

Kemudian pergilah iblis dari hadapan Tuhan.

Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata, "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."

Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata, "Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."

Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata, "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun. Rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.”

Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembahnya, katanya, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!”

Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil: Markus 10:45

Refr. Alleluya, alleluya

Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 26 September 2022, Siapa Pantas Disebut yang Terbesar

SAUDARA YESUS - Ilustrasi. Maka diberitahukan kepada Yesus, “Ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Dikau.” Tetapi Yesus menjawab, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan Sabda Allah dan melaksanakannya.” (YOUTUBE/KOMISI KOMSOS K. PADANG)

Bacaan Injil: Lukas 9:46-50

Yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar.

Inilah Injil suci menurut Lukas:

Sekali peristiwa timbullah pertengkaran di antara para murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka.

Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka.

Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya.

Lalu Ia berkata kepada mereka, "Barangsiapa menerima anak ini demi nama-Ku, dia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku.

Sebab yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar."

Pada kesempatan lain Yohanes berkata, "Guru, kami melihat seseorang mengusir setan demi nama-Mu, dan kami telah mencegahnya, karena ia bukan pengikut kita."

Tetapi Yesus menjawab, "Jangan kalian cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kalian, dia memihak kalian."

Demikianlah Sabda Tuhan

U: Terpujilah Kristus.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 26 September 2022, Yang Terkecil di Antara Kalian Dialah Yang Terbesar

Renungan: Pemimpin

Setiap anak manusia terlahir dengan kemampuan untuk memimpin. Dalam komunitas hidup bersama seorang pemimpin akan mengatur agar semua anggota menikmati hidup yang pantas.

Diam-diam komunitas para murid Yesus bertengkar "siapakah yang terbesar diantara mereka". Yesus tahu juga pikiran para murid.

Dipanggillah seorang anak. Apa pentingnya anak dan apa kelebihannya? Coba kita lihat.

Anak ketika sedang bermain bersama teman bisa bertengkar. Namun mereka akan terus bermain lagi tanpa beban, berlari lagi tertawa lagi.

Yang penting happy. Tanpa mengucapkan kata maaf mereka bermain lagi bersorak penuh
tawa ria. Pengampunan ikhlas tanpa kata, tapi amat tulus tanpa beban.

Dalam diri anak tidak tersimpan kata dan sikap "prasangka". Hanya ada pikiran positip. Yang paling penting mereka harus bermain lagi seperti sedia kala.

Dan Yesus. Mengapa Yesus memanggil seorang anak kehadapan para murid? Yesus mau memberi pelajaran tentang spiritualitas pemimpin kepada para muridNYA.

Pemimpin yang baik menurut Yesus kalau ada kemerdekaan hati batin, lemah lembut dalam bertutur kata, penuh persaudaraan, ada sikap saling menghargai dan menghormati dan pemimpin bukanlah budak harta dan tahta.

Dalam diri anak tersimpan mutiara berharga bagi kita. Anak itu lambang dan wakil orang-orang kecil-lemah yang hanya memiliki satu sandaran dan kekuatan yakni pada Allah.

Dalam diri anak tersimpan kerendahan hati. Anak-anak itu rendah hati. Mereka percaya penuh pada Allah. Mereka juga bergantung penuh pada Allah. Mereka tidak cuma "believe but trust" pada Allah.

Dan kita. Yesus menghendaki agar kita memiliki spiritualitas anak kecil. Kita tidak memimpin dengan kata-kata saja.

Kita memimpin dengan kata dan hati. Kita pasti bisa. Tuhan memberkati. Teriring salam dan doaku untukmu semua. (*)

Renungan Harian Katolik Lainnya

Ikuti Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkini