POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu dengan judul Tuhan yang Memberi, Tuhanlah yang Mengambil.
RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk Kitab Ayub 1:6-22, dan bacaan Injil Lukas 9:46-50.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Senin 26 September 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Apakah engkau memperhatikan hambaKu Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, begitu saleh dan jujur, takwa dan menjauhi kejahatan.
Demikian Allah memuji Ayub di hadapan iblis. Ayub sendiri pun kemudian sedudah melewati ujian yang berat berseru merendah, "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang pula aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhanlah yang mengambil."
Luar biasa Ayub memaknai hidup dan perjuangannya melewati ujian demi ujian. Ayub menang terhadap ujian karena Ayub takwa kepada Allah.
Karena itu Ayub mengandalkan Allah meskipun dalam melewati penderitaan yang berat Ayub pernah mengeluh terhadap Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 25 September 2022, Si Miskin Ternyata Punya Nama Lazarus
Di sini kejujuran dan sikap rendah hati atau apa adanya Ayub membuat Ayub dipuji Allah sebagai seorang yang saleh.
Mungkin baik, sebagai kaum beriman kita boleh belajar dari Ayub dalam bagaimana kita memaknai hidup dan perjuangan kita.
Kita bukannya memikirkan diri dan mengejar pengakuan siapa yang terbesar di antara kita dalam hidup bersama di tengah dunia dan masyarakat.
Tapi kita mesti merendah di hadapan Tuhan dan sesama dan hidup seperti seorang anak kecil yang berhati polos dan jujur.
Karena hanya orang yang jujur hidupnya dilindungi dan dibentengi Allah seperti Ayub dalam melewati berbagai ujian hidup.
Dan bahkan oleh sikap hati yang jujur itu kita memaknai setiap kesulitan dan ujian yang semakin berat sekalipun sebagai kesempatan untuk iman kita terus bertumbuh dan iman kita menjadi utuh.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 25 September 2022, Orang Kaya dan Lazarus yang Miskin
Kita hendaknya mengusahakan hidup takwa di hadapan Allah agar kita tidak melekat pada materi tapi mengosongkan diri dari semua itu supaya kita menjadi kaya karena kita memiliki Allah.
Hendaknya kita membangun sikap hati untuk menjadi yang terkecil agar dengan hati murni kita hidup dengan hanya memikirkan untuk melayani sesama dan bukan untuk menguasai mereka.
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Senin 26 September 2022
Bacaan Pertama: Ayub 1:6-22
Kesalehan Ayub dicoba
Pada suatu hari anak-anak Allah datang menghadap Tuhan, dan di antara mereka datanglah juga iblis.
Maka bertanyalah Tuhan kepada iblis, "Dari manakah engkau?"
Jawab iblis, "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."
Lalu bertanyalah Tuhan kepada iblis, "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tidak seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."
Lalu jawab iblis kepada Tuhan: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?
Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya?
Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.
Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."
Maka firman Tuhan kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyai ada dalam kuasamu. Hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya."
Kemudian pergilah iblis dari hadapan Tuhan.
Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum angur di rumah saudara mereka yang sulung, datanglah seorang persuruh kepada Ayub dan berkata, "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata, "Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
Sementara ornag itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata, "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun. Rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.”
Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembahnya, katanya, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!”
Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 17:1,2-3,6-7
Refr. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.
1. Dengarkanlah, Tuhan, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.
2. Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar. Bila Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku, maka Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan; mulutku tidak terlanjur.
3. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
4. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
Bait Pengantar Injil: Markus 10:45
Refr. Alleluya, alleluya
Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.
Bacaan Injil: Lukas 9:46-50
Yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar.
Sekali peristiwa timbullah pertengkaran di antara para murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka.
Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka.
Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya.
Lalu Ia berkata kepada mereka, "Barangsiapa menerima anak ini demi nama-Ku, dia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku.
Sebab yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar."
Pada kesempatan lain Yohanes berkata, "Guru, kami melihat seseorang mengusir setan demi nama-Mu, dan kami telah mencegahnya, karena ia bukan pengikut kita."
Tetapi Yesus menjawab, "Jangan kalian cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kalian, dia memihak kalian."
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita Pos-kupang.com GOOGLE NEWS