Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 24 Juli 2022, Sertailah Doamu dengan Jerih Payah

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BERDOA - Ilustrasi Yesus berdoa di Taman Getsemani. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarilah kami berdoa, sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-muridnya.”

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RD. Fransiskus Atamau dengan judul Sertailah Doamu dengan Jerih Payah.

RD. Fransiskus Atamau menulis Renungan Harian Katolik ini sekaligus sebagai materi kotbahnya saat memimpin misa Pekan XVII di Gereja Stasi Santo Fransiskus Xaverius Naimata, Minggu 24 Juli 2022, dengan merujuk pada Kejadian 18:20-32; Kolose 2:12-14; dan bacaan Injil Lukas 11:1-13.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini tersedia teks lengkap bacaan-bacaan Minggu 24 Juli 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

”Allah itu adalah Bapa yang maha baik”. Kebenaran ini nyata dalam pengabulan doa Abraham pada bacaan pertama.

Kebenaran ini juga digambarkan Yesus demikian, ”Bapa manakah di antara kalian yang memberi anaknya sebuah batu, kalau anaknya itu minta roti? Atau seekor ular, kalau anaknya minta ikan? Atau kalajengking, kalau yang diminta telur? Jika kalian yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anaknya, betapa Bapamu yang ada di surga? Ia akan memberikan Roh Kudus kepada siapa pun yang meminta kepada-Nya.

Bapa yang maha baik tidak pernah surut memberikan yang terbaik untuk umat-Nya.

Walau demikian, Allah melalui Putera-Nya yang dikasihi mengharapkan agar kita tetap bertekun dalam doa, sebagai sebuah bentuk penyerahan diri dan menggantungkan hidup sepenuhnya kepada kemurahan hati Allah.

Yesus mengajarkan sebuah doa yang singkat, padat dan paling baik untuk para Murid dan kita sekalian yaitu Doa Bapa kami.

”Bapa kami yang ada di surga, dikuduskanlah Nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga”.

Itulah doa pujian dan permohonan yang terarah kepada Allah dan demi kemuliaan-Nya. Inilah unsur doa yang sering diabaikan atau mungkin tidak diketahui orang, yaitu memberikan pujian kepada Allah melalui doa.

Sering doa hanya dipahami sebagai ungkapan keluh kesah hati semata atau hanya sebagai sarana untuk menyampaikan daftar pergumulan dan keinginan kita. Padahal untuk mendapatkan sesuatu dari seseorang, memberikan pujian kepadanya merupakan kunci pembuka pintu hatinya.

Dengan doa pujian ini, kita diajak untuk menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak Allah; bukan memaksakan kehendak kita kepada Allah.

Sekiranya kita mendaraskan pujian dan syukur, lanjutkanlah dengan permohonan, ”Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan jangan membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.”

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 24 Juli 2022, Harapanku di Tangan Tuhan

Permohonan ini menyangkut tiga kebutuhan pokok dasar manusia dalam tiga periode kehidupan.

Permohonan pertama berkenaan dengan masa sekarang, di mana makanan menjadi kebutuhan dasar untuk bertahan hidup saat ini.

Permohonan kedua berkaitan dengan masa lalu tentang masalah pengampunan atas segala perbuatan atau pun kelalaian di masa yang lalu.

Permohonan ketiga adalah berkaitan dengan masa mendatang tentang perlindungan dari pencobaan yang menghadang setiap perjalanan hidup manusia.

Dengan ketiga permohonan itu, kita diajar untuk menaruh seluruh kebutuhan pokok dan seluruh periode kehidupan kita di hadapan Allah Tri Tunggal Mahakudus.

Mengapa Allah Tritunggal Mahakudus? Sebab permohonan tentang makanan (rezeki) untuk mempertahankan hidup adalah kepada Allah Bapa, Pencipta dan pemelihara kehidupan alam semesta dan segala makluk.

Sedangkan permohonan tentang pengampunan mengarah kepada Allah Putera, sebagai Juru Selamat dan Penebus dosa.

Sementara permohonan perlindungan dari pencobaan mengarah kepada Allah Roh Kudus, Sang Penghibur, Sang Penguat, Penerang dan Pembimbing.

Doa Bapa kami sebagaimana diajarkan oleh Yesus merupakan doa yang paling sempurna, bagaimana doa itu seharusnya menjadi rujukan dalam setiap kita mengarahkan doa kita kepada Allah Tritunggal.

Permohonan kita dalam doa tidak semata-mata doa ‘litani permohonan’. Doa Bapa kami adalah doa yang paling ideal, karena doa itu mengutamakan kehendak Allah dan menyelaraskan permohonan kita kepada-Nya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 24 Juli 2022, Doa dan Kebutuhan Manusia

Oleh karena itu sebagai pengikut Kristus sudah selayaknya dan sepantasnya tidak henti-hentinya berdoa : Bapa Kami setiap hari dengan beberapa prinsip yang perlu dipegang dalam berdoa:

(1) Yakin dan percaya bahwa Allah itu Mahabaik, sehingga tidak mungkin la mengabaikan atau malah memberikan yang buruk kepada kita;

(2) Jangan serakah dan memohon semua yang kita inginkan, tetapi mintalah apa yang memang sungguh kita butuhkan saat ini;

(3) Bila belum dikabulkan, jangan sungkan atau putus asa, tetapi tetaplah bertekun dalam doa dan karya hingga permohonanmu terkabul, seperti Abraham berdoa dalam bacaan pertama;

(4) Jika perlu, perkuatlah doamu dengan berpuasa (bdk. Mat. 17:21: “Jenis ini tidak dapat diusir, kecuali dengan berdoa dan berpuasa”);

(5) Sertailah doamu dengan jerih payah agar yang diperlukan dapat diperoleh, mengingat tidak cukup “meminta” tetapi juga perlu “mencari” (ay. 9 : “Carilah maka kamu akan mendapat”).

Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 24 Juli 2022

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 24 Juli 2022. (Tokopedia)

Bacaan Pertama: Kejadian 18:20-32

Abraham memohon kepada Tuhan agar Sodom dan Gomora tidak dihukum

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Sekali peristiwa bersabdalah Tuhan kepada Abraham, “Sesungguhnya, banyaklah keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora, dan sesungguhnya sangat beratlah dosanya.

Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepadaku atau tidak, Aku hendak mengetahuinya.” Lalu berpalinglah orang-orang itu dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan Tuhan.

Abraham datang mendekat dan berkata, “Apakah Engkau akan membinasakan orang benar bersama dengan orang fasik? Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan membinasakan tempat itu? Tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?

Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar besama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik!

Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?” Tuhan berfirman jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom.

Aku akan mengampuni seluruh tempat itu demi mereka.” Abraham menyahut, “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu.

Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?” Tuhan bersabda, “Aku takkan memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana.”

Lagi Abraham melanjutkan perkatannya, “Sekiranya empat puluh didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku takkan berbuat demikian demi yang empat puluh itu.”


Kata Abraham, “Janganlah kiranya Tuhan murka kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku takkan berbuat demikian jika Kudapati tiga puluh di sana.”

Kata Abraham lagi, “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku tidak akan memusnahkannya demi yang dua puluh itu.”

Kata Abraham, “Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?” Jawab Tuhan, “Aku takkan memusnahkanya demi yang yang sepuluh itu.” Lalu pergilah Tuhan, setelah selesai bersabda kepada Abraham. Dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 138:1-2a,2bc-3,6-7ab,7c-8

Refr. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.

*Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, Sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulutku; Di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu, Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.

*Aku hendak memuji nama-Mu oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setiaan-Mu; Sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu, Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku. Tuhan itu tinggi, namun Ia memperhatikan orang yang hina,

*Dan mengenal orang yang sombong dari jauh. Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku, terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu.

*Tangan kanan-Mu menyelesaikan segalanya bagiku, Tuhan akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, Janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu.

Bacaan Kedua: Kolose. 2:12-14

Surat hutang kita telah dihapuskannya

Pembacaan dari Surat Santo Paulus kepada Jemaat di Kolose:

Saudara-saudara bersama Kristus kamu telah dikuburkan dalam pembaptisan, dan bersama Dia kamu juga turut dibangkitkan oleh kepercayaanmu akan karya kuasa Allah, yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati.

Dahulu kamu mati karena pelanggaranmu dan karena tidak disunat secara lahiriah. Tetapi kini Allah menghidupkan kamu bersama Kristus sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita.

Surat hutang yang oleh ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita, telah dihapuskan-Nya dan ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil: PS 962

Refr. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.

Kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru, Abba, ya Bapa.”

Bacaan Injil: Lukas 11:1-13

Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Pada waktu itu Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarilah kami berdoa, sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-muridnya.”

Maka Yesus berkata kepada mereka, “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami, sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”

Lalu kata-Nya kepada mereka, “Jika di antara kamu ada yang tengah malam pergi ke rumah seorang sahabat dan berkata kepadanya Saudara, pinjami aku tiga buah roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku,

dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya, masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab, Jangan menggangu aku; pintu sudah tertutup, dan aku serta anak-anakku sudah tidur.

Aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sekalipun dia tidak mau bangun dan tidak mau memberikan se-suatu meskipun ia itu sahabatnya, namun karena sikap sahabatnya yang tidak malu-malu itu, pasti ia akan bangun dan memberikan apa yang dia perlukan.

Oleh karena itu Aku berkata kepada-Mu: Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk akan dibukakan pintu.

Bapa manakah di antara kamu, yang memberi anaknya sebuah batu kalau anak itu minta roti? Atau seekor ular, kalau anaknya minta ikan? Atau kalajengking, kalau yang diminta telur?

Jadi, jika kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu, apalagi Bapamu yang disurga! Ia akan memberikan Roh Kudus, kepada siapa pun yang meminta kepada-Nya.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkini