Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 24 Juli 2022, Harapanku di Tangan Tuhan
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Harapanku di Tangan Tuhan.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Harapanku di Tangan Tuhan.
RP. Steph Tupeng Witin menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk pada bacaan Injil Lukas 11:1-13.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini tersedia teks lengkap bacaan-bacaan Pekan Biasa XVII, Minggu 24 Juli 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Yesus berkata, “Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan” (Luk 11: 12).
Tuhan mengajak kita untuk berdoa: meminta, mencari dan mengetuk. Tiga hal ini saling menyatu dalam bangunan relasi kita dengan Allah. Meminta merupakan ekspresi bahwa kita bergantung kepada Allah. Seorang sahabat yang mengetuk pintu rumah di tengah malam meminta roti pasti dikabulkan.
Mencari merupakan ekspresi bahwa kita tidak boleh malas, terus berjuang tanpa lelah untuk maju hingga akhir. Orang yang mencari jarum kecil hingga menemukan pasti sangat bergembira.
Mengetuk, ekspresi bahwa kita beretika, memiliki sopan santun dalam berjuang hidup. Tuhan bilang, siapa yang tidak masuk melalui pintu (Yesus), sesungguhnya dia pencuri dan perampok.
Tuhan pasti akan memenuhi serta membukakan pintu permohonan kita. Dia mengajarkan agar kita meminta yang benar-benar dibutuhkan.
Di sinilah akan terlihat kemurnian dan ketulusan hati. Kita sering meminta yang bukan menjadi skala prioritas kebutuhan tapi dorongan keinginan hati yang telah teracuni kenikmatan dunia.
Dengan demikian, permintaan kita lahir karena keegoisan, kecemburuan dan keserakahan. Ada kebutuhan yang kadang kita rasakan sangat mendesak untuk terpenuhi.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 22 Juli 2022, Mengubah Air Mata Kesedihan Menjadi Sukacita
Kita berusaha keras siang dan malam untuk memenuhinya. Kita terus menerus berdoa bahkan setengah memaksa Tuhan dan menuntut Tuhan agar segera memenuhi kebutuhan kita. Hasrat manusiawi kita kadang dikalahkan rencana Allah atas diri dan hidup kita.
Ketiga ekspresi diri tersebut mesti tumbuh subur dalam hidup sebagai tanda bahwa hidup kita menyatu dengan Allah. Kebergantungan mutlak kepada Allah menjadi dasar kita berpartisipasi melalui perjuangan tanpa lelah membarui hidup. Iman tanpa perjuangan adalah mati.
Perjuangn tanpa iman adalah buta. Tidak ada kisah keberhasilan tanpa iman dan perjuangan. Orang beriman selalu sadari mutlaknya kerja sama antara rahmat Allah dan inisiatif manusia, betapa pun kecil dan sederhana, untuk menghadirkan mukjizat di tengah dunia.
Menurut Paus Benediktus XVI, mereka yang berdoa tidak pernah kehilangan harapan, bahkan ketika mereka menemukan diri mereka dalam keadaan yang sulit dan tak berpengharapan secara manusiawi.
Doa menjadi kekuatan yang akan selalu menyegarkan jiwa yang kadang letih berziarah di tengah dunia fana ini. Hal yang dituntut dari kita adalah kerelaan berbasis keberanian untuk menyerahkan diri dan mempersembahkan hidup kepada-Nya.