Cerpen

Guru Kurang Ajar 

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Guru sedang mengajar murid-murid di ruang kelas. Dalam cerpen Guru Kurang Ajar, apa yang dilakukan guru, meski terasa menyakitkan, merupakan wujud kasih sayang terhadap murid, supaya mereka memiliki daya tahan, tidak mudah patah di masa depan.

Julukan tersebut beredar begitu saja di kalangan murid, tanpa ia tahu. Kalau sampai ia tahu, maka mungkin akan lain ceritanya.

Sudah pengalaman beberapa murid yang berkata tidak senonoh, ia hajar sampai kencing celana.

Dalam ulangan berhitung tersebut hanya dua dari 25 murid yang dapat nilai sepuluh: saya dan seorang perempuan bernama Paulina.

Kami berdua diperintah untuk laksanakan pekerjaan tusuk. Saya harus tusuk 10 paha perempuan dan Paulina tusuk 13 paha laki-laki.

Kami disuruh tusuk lebih dahulu kawan yang nilai nol sebanyak 10 kali.

Perempuan pertama yang saya tusuk bernama Lilis. Perempuan itu karena ketakutan kena hajar dari guru, ia bungkus rasa malu dan berani pasang paha.

Saya dekati dan ancang-ancang. Saya tusuk dia perlahan, dan mungkin Lilis tidak rasa.

Guru melhat bahwa saya laksanakan perintah tidak sesuai yang diharapkan. Saya dipanggil depan kelas dan guru tunjukkan cara tusuk yang benar.

Dia tusuk pangkal paha saya sebanyak 10 kali. Dengan sangat bernapsunya sampai-sampai area terlarang ikut kena tusuk.

Selain sudah kena tusuk masih dapat tampar pula karena beberapa kali saya menghindar lantaran kesakitan.

Kemudian saya disuruh tusuk ulang Lilis. Pengaruh dongkol kena siksaan gara-gara Lilis, maka mohon maaf paha Lilis saya habisi.

Dengan menutup mata dan terpaksa kejam saya menusuk paha Lilis semabarang tempat sampai Lilis menangis histeris.

Herannya guru yang tidak tahu diri tertawa terpingkal-pingkal, sementara saya dan Lilis memendam dendam dalam hati.

Setelah naik kelas III kami mendapatkan kemerdekaan karena guru lain yang ajar kami. Cukuplah sudah satu tahun dalam penjajahan.

Seandainya guru itu pula yang mengajar kami, maka sudah pasti saya memutuskan untuk pindah ke sekolah lain. Biar jauh bukan masalah, asalkan tidak bertemu lagi dengan guru kurang ajar.

Halaman
1234

Berita Terkini