POS-KUPANG.COM - Sebentar lagi umat Islam di seluruh penjuru dunia akan merayakan Idul Adha.
Berikut Khutbah Pembuka Idul Adha 1443 Hijriah lengkap dengan doa.
Dalam tahun kalender masehi Idul Adha 1443 Hijriah diperkirakan akan jatuh pada 9 Juli tahun 2022.
Hari Raya Idul Adha atau lebaran haji juga disebut dengan hari raya kurban.
Umat Islam akan beramai-ramai melaksanakan sholat ied di masjid atau lapangan-lapangan yang ditentukan.
Usai melaksanakan sholat Idul Adha diwajibkan adanya khutbah untuk disampaikan kepada para jemaah.
Baca juga: Contoh Khutbah Idul Adha 2022, Kisah Kesabaran Nabi Ibrahim AS
Berikut Khutbah Pembuka Idul Adha 1443 Hijriah yang dilansir dari khutbahsingkat.com :
Khutbah Pembuka Idul Adha 1443 Hijriah
اَللهُ أَكْبَرْ (3×) اَللهُ أَكْبَرْ (3×) اَللهُ أَكْبَرْ (3×) اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَاإِلهَ إِلاَّالله وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ المُشْرِكُوْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ وَلَوْكَرِهَ الـْمُنَاَفِقُوْنَ
اَلْحَمْدُ لِلهِ، اَلْحَمْدُ لِلهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ وَاتَّقُوْا الله َحَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ .وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ فَضِيْلٌ وَعِيْدٌ شَرِيْفٌ جَلِيْلٌ. قَالَ اللهُ تَعَالى فِيْ كِتَابِهِ الكَرِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الَّرجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الَّرحمن الرحيم إِنّا أَعْطَيْنَاكَ الكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَالأَبْتَرُ
Jamaah sholat Idul Adha yang dirahmati Allah
Baca juga: CATAT, Tanggal Jadwal Pencarian Gaji Ke-13 Idul Adha PNS TNI dan Polri, Sudah Keluarkan Pemerintah
Pada hari ini kaum Muslimin di seluruh dunia merayakan Hari Idul Adha karena telah sampai pada hari ke 10 bulan Dzulhijah.
Hewan-hewan kurban sebagai sunnah muakkadah.
Setiap kali merayakan Idul Adha, kita tidak bisa lepas dari membicarakan kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.
Bapak dan anak ini menjadi suri tauladan bagi kita semua dalam banyak hal.
Seperti dalam ketaatan kepada Allah SWT dan dalam menjalani kehidupan ini dengan sabar.
Baca juga: Contoh Khutbah Idul Adha 2022 Tiga Hikmah Utama Idul Adha Lengkap Khutbah Versi PDF
Nabi Ibrahim AS adalah seorang hamba Allah yang taat kepada-Nya.
Beliau orang sabar sekaligus lurus, berhati lembut dan penyantun.
Sedangkan sang anak, Nabi Ismail as, adalah seorang hamba yang juga taat kepada Allah.
Beliau termasuk orang sabar dan berbakti kepada kedua orang tua.
Jamaah sholat Idul Adha yang dirahmati Allah
Baca juga: Idul Adha 2022, Muhammadiyah Tetapkan Hari Raya Kurban 9 Juli 2022, Kapan Menurut Pemerintah?
Keluarga Nabi Ibrahim AS mendapatkan anak pertama yang kemudian diberinya nama Ismail.
Nabi Ismail AS lahir dari istri kedua Nabi Ibrahim AS bernama Siti Hajar.
Saat itu Nabi Ibrahim AS tengah berusia kira-kira 100 tahun.
Tetapi di kemudian hari, Nabi Ibrahim AS diperintah Allah melalui mimpi untuk menyembelih anak satu-satunya yang ketika itu sudah menginjak remaja.
Al-Quran merekam mimpi itu dalam surat Ash-Shaffat ayat 102, sebagai berikut:
Baca juga: Waspada PMK Jelang Idul Adha, DPR Soroti Proses Karantina Hewan
يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ
Artinya: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu“
Disini Nabi Ibrahim AS tengah diuji Allah SWT.
Anak satu-satunya yang telah lama beliau nantikan kehadirannya hingga di usia tua, pada akhirnya harus dikurbankan atas perintah Allah dengan cara disembelihnya sendiri.
Bagaimanakah sikap Nabi Ibrahim menghadapi perintah tersebut? Beliau mentaati perintah itu dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
اللهُ اَكبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah sholat idul Adha yang dirahmati Allah
Berkaitan dengan kesabaran, Imam al-Ghazali menyebutkan ada tiga macam kesabaran:
وَالصَّبْرُ عَلَى أَوْجُهٍ: صَبْرٌ عَلَى طَاعَةِ اللهِ، وَصَبْرٌ عَلَى مَحَارِمِهِ، وَصَبْرٌ عَلَى اْلمُصِيْبَةِ
Artinya: “Sabar itu terdiri dari beberapa bagian, yaitu (1) sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah, (2) sabar dalam menjahui larangan-larangan Allah, (3) sabar dalam menerima musibah.” (Al-Ghazali, Mukâsyafatul Qulûb, [Beirut, Dâr al-Qalam], halaman 16).
Jika kita renungkan lebih dalam, Nabi Ibrahim AS telah melaksanakan tiga macam kesabaran sekaligus, yakni sabar dalam menjalankan perintah Allah SWT, sabar dalam meninggalkan larangan-Nya, dan sabar dalam menerima musibah berupa ujian berat.
Pertama, kesabaran Nabi Ibrahim AS dalam menjalankan perintah Allah SWT bisa kita lihat dari sikapnya yang segera melaksanakan perintah itu walau sebenarnya ada perasaan sedih di hatinya.
Meski Nabi, beliau tetaplah manusia sebagaimana umumnya yang memiliki perasaan. Namun perasaan sedih itu berkembang menjadi keikhlasan setelah mendapat jawaban langsung dari Nabi Ismail AS sebagai berikut:
يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya: “Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash-Shaffât:102).
Jamaah sholat idul Adha yang dirahmati Allah
Kesabaran kedua, sabar dalam meninggalkan larangan Allah. Keteguhan Nabi Ibrahim AS melaksanakan perintah tersebut merupakan kesabaran dalam mentaati Allah SWT.
Beliau tidak ragu sedikitpun untuk melaksanakan perkara haq sehingga tidak ada sedikitpun keinginan untuk bermaksiat dengan melawan perintah Allah.
Misalnya dengan melakukan protes atau bahkan menentangnya.
Bermaksiat kepada Allah adalah larangan keras apalagi bagi seorang Nabi.
Nabi Ibrahim AS dengan keteguhan hatinya meninggalkan larangan itu sebagai bentuk kesabaran.
Dan kesabaran yang ketiga yaitu sabar dalam menerima musibah.
Perintah Allah agar Nabi Ibrahim AS menyembelih putranya merupakan musibah.
Dalam arti, perintah itu tidak bisa ditolak sehingga menjadi ujian berat bagi Nabi Ibrahim AS.
Apakah beliau lebih memilih dan mencintai Allah ataukah lebih mencintai putranya.
Terbukti Nabi Ibrahim AS lebih memilih dan mencintai Allah dengan seluruh kepasrahan jiwa.
Nabi Ibrahim lulus menghadapi musibah yang mengujinya.
Lalu Allah mengutus Malaikat Jibril untuk menebus Nabi Ismail AS dengan seekor domba besar untuk disemblih.
Peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS merupakan pelajar penting bagi kita semua.
Bahwa, di dunia ini kita harus bersabar dalam tiga hal, pertama sabar menjalankan perintah Allah, sabar meninggalkan larangan Allah dan sabar dalam menerima musibah.
Dengan demikian, mudah-mudahan dengan melaksanakan shalat Idul Adha dan berkurban tahun ini kita akan dicatat sebagai hamba-hamba Allah yang sabar. Amin ya Robbal Alamiin. (*)