Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Christin Malehere
POS-KUPANG.COM, KUPANG - PT. Tidal Bridge menggelar diskusi Perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) yang terintegrasi dengan Jembatan Pancasila-Palmerah di Selat Larantuka, Flores Timur, Provinsi NTT, Senin 13 Juni 2022 petang.
Diskusi melalui zoom meeting terkait Pembangunan PLTAL yang terintegrasi dengan Jembatan Pancasila-Palmerah sepanjang 810 meter yang digagas selama tujuh tahun hingga saat ini masih terus berlanjut dan telah mencapai sejumlah progres.
Akan tetapi masih membutuhkan dukungan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) belum ada kesepakatan terkait harga jual listrik yang dihasilkan dari PLTAL Turbin Laut yang terintegrasi pada Jembatan Pancasila - Palmerah tersebut.
Selain itu, kendala benturan kebijakan dan kepentingan lain dari pemerintah daerah yang menjadi pemicu progres pembangunan belum dapat berjalan maksimal.
Baca juga: Meriahkan HUT Bhayangkara Ke-76, Polres Sumba Barat Daya Gelar Open Turnamen Pacuan Kuda
Demikian hasil diskusi bersama PT Bidal Brigde bersama kalangan sejumlah mitra kerja, akademisi, dan insan pers melalui Zoom Meeting, Senin 13 Juni 2022 petang.
Mantan Kepala Dinas PUPR Provinsi NTT, Andre Koreh menjelaskan perencanaan pembangunan PLTAL yang terintegrasi dengan Jembatan Pancasila-Palmerah sejak Tahun 2015 dalam masa kepemimpinan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, serta dirinya menjabat sebagai Kadis PUPR NTT.
Andre menambahkan, anggaran pembangunan PLTAL Jembatan Pancasila-Palmerah Adonara mencapai 225 juta Euro yang bersumber dari Netherland Development Finance Company (FMO) yang siap memberikan pinjaman lunak dan semuanya menjadi tanggungan dari PT Tidal Brigde.
Dibandingkan nilai anggaran tersebut, Pemerintah Indonesia hanya mengeluarkan biaya untuk melakukan studi awal berupa Rp 1,5 miliar yang bersumber dari APBD Provinsi NTT, serta dukungan Balai Jalan Nasional X yang telah menganggarkan Rp 9 miliar.
Baca juga: Latif Gau Sebut Proyek Jembatan Palmerah Flores Direspon PLN
Terkait AMDAL, pihak ELSA Tidal Brigde telah menunjuk konsultan dan ada dua AMDAL dari Konsultan AMDAL dari Indonesia yang merujuk pada UU yang sesuai permintaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Amdal yang sesuai permintaan dari Bank Belanda (FMO).
Sesuai perencanaannya, PLN akan mengoperasikan PLTAL Jembatan Adonara yang akan menghasilkan energi Baru Terbarukan dan menghasilkan daya sekitar 300 Mega Watt serta nilai jual listrik sangat murah hanya 8 sen Euro atau sekitar Rp 1.200 per KWh.
Latif Gau selaku perwakilan Tidal BV - Indonesia mengatakan dalam tahun 2020 sempat terhambat karena kondisi Covid-19, dan kendala lainnya Direktur Utama PLN yang berganti manajemen kepemimpinan selama enam kali, namun demikian projek pembangunan dapat berjalan jika PLN setuju pada harga jual listrik yang dihasilkan dari PLTAL Jembatan Pal Merah Adonara tersebut.
Harga dinegosiasi sebesar 8 sen Euro per KWh atau sekitar Rp 1.200 per KWh.
Baca juga: Bethesda Yakkum Bahas Penanggulangan HIV-AIDS dengan Timor Leste
Terkait spesifik jembatan merah berupa turbin digantung di badan jembatan sehingga menghasilkan daya listrik dari arus laut sehingga PLN dapat bekerjasama dalam mengoperasikan PLTAL Adonara agar dapat membeli daya listrik dengan harga terjangkau.
Apabila proyek PLTAL Adonara telah rampung dan beroperasi maka akan hasilkan energi mencapai 300 MW, sementara kebutuhan listrik untuk seluruh Flores sebesar 90 MW sehingga sangat menguntungkan bagi pemerintah Indonesia yang akan mendapatkan energi baru terbarukan, mendapatkan jembatan, serta membantu menghasilkan air bersih melalui proses desalinasi air laut, sekaligus menjadikan NTT sebagai gudang industri garam.