Renungan Harian Katolik Jumat 4 Februari 2022: Pengambilan Keputusan, Berdiri di atas Nama Kebaikan? (Injil Markus 6:14-29)
Oleh: RD. Hironimus Nitsae
POS-KUPANG.COM - Kisah Injil hari ini adalah tentang Yohanes Pembaptis yang dibunuh. Ia dibunuh oleh Herodes hanya karena ketika Yohanes mengatakan kepadanya kalau "tidak baik/halal mengambil istri saudaramu sendiri". Pernyataan ini menjadi sebuah alasan yang membuat Herodias semakin membencinya.
Risikonya, kebencian Herodias seolah mendapat tempat ketika Herodes membuat pesta dan putri Herodias memberi kepuasan melalui tarian yang ditampilkan di depan Herodes.
Kepuasan Herodes ditunjukkan dengan memberi kesempatan kepada putri Herodias untuk meminta apa saja termasuk setengah dari kerajaannya. Herodias yang membenci Yohanes meminta agar kepala Yohanes Pembaptis sebagai hadiahnya.
Herodes sebagai raja sangat dilematis. Di satu sisi ia menyegani Yohanes Pembaptis, tapi di sisi lain ia takut kehilangan 'power' sebagai raja manakala ia mengabaikan 'kata-kata dalam sumpah yang ia ucapkan'. Hasilnya adalah ia memenuhi keinginan Herodias dengan memberi kepala Yohanes Pembaptis di atas sebuah talam.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 3 Februari 2022: Ite Missa Est - Pergilah Kamu Diutus
Dari teks ini, kita dapat memaknai sikap Herodes.
Pertama, kesenangan atau kepuasan duniawi terkadang membuat kita tidak lagi berpikir panjang untuk setiap keputusan yang akan kita ambil. Kita berpikir hanya sebatas 'hari ini' tetapi tidak tentang 'masa depan'.
Kedua, sumpah atas nama sesuatu yang bersifat materialistis kadang menjadi cambukan bagi diri kita sendiri karena mengabaikan hal yang paling utama yakni kemanusiaan.
Ketiga, atas nama status sosial, faktor keputusan yang diambil kadang hanya menegakkan ego, tetapi mengabaikan kehidupan sesama.
Keempat, untuk mempertahankan status sosial karena dianggap punya 'power', kita cenderung memegang kata-kata atau sumpah hanya untuk dianggap baik walau kenyataan tidak benar ketimbang memegang kata-kata kebenaran sebagai prinsip dalam hidup sebagai praktik hidup yang harus dihidupi.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 4 Februari 2022: Bernyali Kritik
Tetapi yang pasti bahwa kebaikan akan tetap berdiri sebagai kebaikan walau dicerca atas keinginan materialistik sekalipun.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 4 Februari 2022:
Bacaan Pertama: Sirakh 47:2-11
"Dengan segenap hati Daud memuji-muji Tuhan dan mengungkapkan kasihnya kepada Sang Pencipta."
Seperti lemak disendirikan untuk kurban penghapus dosa, demikianlah Daud dipungut dari orang-orang Israel.
Singa dipermainkan olehnya seolah-olah kambing jantan saja, dan beruang seakan-akan hanyalah anak domba.
Bukankah di masa mudanya ia membunuh seorang raksasa dan mengambil nista dari bangsanya dengan melemparkan batu dari pengumban dan mencampakkan kecongkakan Goliat?
Karena berseru kepada Tuhan Yang Mahatinggi, yang memberikan kekuatan kepada tangan kanannya, maka Daud merebahkan orang yang gagah dalam pertempuran, sedangkan tanduk bangsanya ia tinggikan.
Itulah sebabnya ia disanjung-sanjung karena “laksaan” dan dipuji-puji karena berkat-berkat dari Tuhan, ketika mahkota mulia dipersembahkan kepadanya.
Sebab ia membasmi segala musuh di sekelilingnya, dan meniadakan orang-orang Filistin, lawannya, serta mematahkan tanduk mereka hingga hari ini.
Dalam segala tindakannya Daud menghormati Tuhan, dan dengan kata sanjungan kepada Yang Kudus, Yang Mahatinggi.
Ia bernyanyi-nyanyi dengan segenap hati, dan mengungkapkan kasihnya kepada Sang Pencipta.
Di depan mezbah ditaruhnya kecapi, dengan bunyinya ia memperindah lagu dan kidung.
Ia memberikan kemeriahan kepada segala perayaan, dan hari-hari raya diaturnya secara sempurna.
Maka orang memuji-muji Nama Tuhan yang kudus, dan mulai pagi-pagi benar suara orang bertalu-talu di tempat kudus-Nya.
Tuhan mengampuni segala dosanya serta meninggikan tanduknya untuk selama-lamanya.
Tuhan menjanjikan kerajaan yang lestari, dan menganugerahkan kepadanya takhta yang mulia di Israel!
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 18:31.47.50.51
Refrein: Aku mengasihi Tuhan, Dia sumber kekuatan. Hidupku 'kan menjadi aman dalam lindungan-Nya
1. Jalan Allah itu sempurna, janji Tuhan adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
2. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku dan mulialah Allah Penyelamatku! Maka aku akan menyanyikan syukur bagi-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan; aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.
3. Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya; Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya, yakni Daud dan anak cucunya, untuk selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil: Lukas 8:15
Refrein: Alleluya
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat ketabahannya. Alleluya.
Bacaan Injil: Markus 6:14-29
"Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, kini bangkit lagi."
Pada waktu itu Raja Herodes mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya memang sudah terkenal, dan orang mengatakan, “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati, dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.”
Yang lain mengatakan, “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan, “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.”
Waktu Herodes mndengar hal itu, ia berkata, “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan kini bangkit lagi.”
Memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, istri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai istri.
Karena Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil istri saudaramu!”
Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya.
Tetapi setiap kali mendengar Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.
Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk para pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea.
Pada waktu itu putri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya.
Maka raja berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”
Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!”
Anak itu pergi dan menanyakan ibunya, “Apa yang harus kuminta?”
Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!”
Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena segan terhadap tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya.
Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes.
Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.
Ia membawa kepala itu dalam sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.
Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya