Timor Leste

Mantan Presiden Timor Leste Ini Ungkap Fakta Menyedihkan Keadaan Bumi Lorosae 10 Tahun Kedepan: Mati

Editor: maria anitoda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Pertama Timor Leste setelah merdeka dari Indonesia, Xanana Gusmao, dan ibu negara pertama Timor Leste, Kirsty Sword.

Sehubungan dengan hal itu, banyak orang yang mulai berpikir dan prihatin terhadap keberlanjutan kondisi keuangan Timor Leste.

Baca juga: Lepas dari Indonesia, Bukan Portugal, Ternyata Negara Ini Jadi Mitra Besar untuk Timor Leste

Sebuah seminar digelar di negara itu untuk mendiskusikan segala prioritas anggaran nasional Timor Leste.

Dalam acara itu, mantan PM dan juga pejabat kharismatik Timor Leste, Xanana Gusmao percaya bahwa negaranya memiliki uang yang disimpan di Bank New York.

Gusmao juga sangat percaya bahwa Rancangan Anggaran Negara akan lolos di tingkat parlemen, karena memiliki suara mayoritas.

“Anggaran bisa saja lolos, tetapi prosedurnya yang bermasalah,” katanya.

Baca juga: Orang yang Masuk Dili Timor Leste dengan Vaksinasi Lengkap Tak Perlu Karantina Lagi

Ia menambahkan, dana perminyakan masih ada.

Tetapi menurutnya, jika pemerintahan Taur Matan Ruak memimpin hingga 10 tahun lagi, semua orang akan mati.

Anak kecil di Timor Leste terlihat kelaparan dan kurang gizi.

Dia mengambil contoh, untuk membayar hotel yang digunakan untuk karantina, bayar catering, juga tidak tahu bagaimana cara kelola uang.

Baca juga: Beredar Kabar Warga Timor Leste Menyesal Pilih Referendum 1999, Kini Susah di Indonesia, Benarkah?

Pemerintahan itu juga tutup mata dalam menganggarkan untuk proyek yang bersifat emergensi, seperti pandemi Covid-19.

“Ini artinya selama 10 tahun mereka tetap memimpin, lebih baik kita lari saja entah ke mana."

"Kalau 10 tahun mereka memimpin, kotamadya jangan disebutkan,” katanya.

Gusmao menyebutkan, hampir dua tahun lebih pemerintahan yang dipimpin PM Taur Matan Ruak tidak memiliki anggaran negara, hingga saat ini.

Baca juga: Mitra Australia dan Indo-Pasifik Mengakhiri Latihan Multilateral di Timor Leste

Sementara itu, PM Taur Matan Ruak mengatakan Timor Leste yang dilanda bencana alam pada 13 Maret 2020 dan 22 Mei 2020 dan merusak rumah warga dan fasilitas publik yang mengalami kerugian mencapai 50 juta dolar AS (Rp 742 miliar).

“Timbul Covid-19 yang bukan hanya memberikan pengaruh terhadap layanan kesehatan, tetapi memicu dampak ekonomi dan sosial,” ujarnya.

Berita Timor Leste lainnya

Berita Terkini