Benarkah 5 Intelijen Polda Lampung Unjuk Rasa Tuntut Rizieq Shihab Bebas? Cek Fakta!
POS-KUPANG.COM - Sejak hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memvonis Muhammad Rizieq Shihab empat tahun penjara, Senin 30 Agustus 2021, yang memperkuat putusan PN Jakarta Timur, sejumlah demonstrasi terus dilakukan sebagai protes atas putusan tersebut.
Protes pertama dilakukan oleh pendukung Rizieq Shihab yang hadir menyaksikan sidang vonis banding di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, 30 Agustus 2021.
Protes yang terjadi pasca sidang itu telah menimbulkan bentrokan dengan aparat keamanan yang hadir untuk mengamankan jalannya sidang vonis banding tersebut.
Pada saat itu, aparat keamanan menyampaikan imbauan kepada pengunjung sidang agar segera kembali ke rumah masing-masing untuk menghindari kerumunan karena sedang berlangsung PPKM Covid-19.
Rupanya pendukung Rizieq Shihab yang sedang tidak puas dengan putusan majelis hakim PT DKI merasa tersulut emosinya oleh pengumuman tersebut. Ada di antara mereka yang melempar batu ke arah aparat keamanan hingga mengenai sejumlah anggota polisi.
Aparat keamanan segera mengejar para pelaku hingga terjadi huru-hara dan kejar mengejar. Bentrokan pun tidak terhindarkan.
Baca juga: Pengacara Rizieq Shihab Segera Ajukan Kasasi ke MA, Bebas atau Malah Hukuman Bertambah?
Polisi pun mengamankan sejumlah pendukung Rizieq Shihab lalu dibawa ke markas kepolisian terdekat.
Namun, ada di antara mereka yang terluka, termasuk anggota polisi, segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Beberapa hari kemudian beberapa pendukung Rizieq Shihab yang diamankan akhirnya dikembalikan ke rumah masing-masing.
Setelah terjadi kericuhan di sekitar PT DKI Jakarta itu, terjadi lagi demo mendesak Rizieq Shihab dibebaskan di DPRD Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis 2 September 2021.
Mereka menyampaikan orasi secara bergantian sambil membawa bendera bertuliskan komando revolusi akhlak.
Poster bertuliskan 'stop kriminalisasi ulama, usut tuntas penembakan 6 laskar syuhada' juga turut dibawa.
Salah satu pentolan Front Persaudaraan Islam Makassar, Abdul Samad dalam orasinya menegaskan, bahwa penegakan hukum di Indonesia ini tebang pilih terhadap warganya.
Ia mencontohkan Joko Chandra yang telah mencuri uang rakyat ratusan miliar namun hukumannya diringankan.
"Berbeda dengan Habib Rizieq Shihab yang tidak ada uang rakyat yang dia curi namun hukumannya diberatkan. Kedatangan kami di sini untuk meminta penandatanganan petisi atas kebebasan Habib Rizieq Shihab," kata Samad, Kamis 2 September 2021.
Ketua DPW FPI Makassar, Habib Ja'far Al-Habsy meminta hukum ditegakkan seadil-adilnya. Dia mendesak DPRD Sulsel menyalurkan aspirasi tersebut.
Baca juga: Sosok di Balik Pencopotan Baliho Rizieq Shihab, Calon Kuat KSAD, Ini Profil Lengkapnya
"Keadilan jika ingin ditegakkan tidak perlu sekolah cukup melalui hati nurani. Demi Habib Rizieq Shihab, kami siap mempertaruhkan nyawa kami demi mencari suatu keadilan," tegasnya.
Setelah melakukan orasi, anggota DPRD Sulsel pun keluar untuk menemui para demonstran. Perwakilan massa lantas diajak diskusi di dalam gedung DPRD Sulsel.
Anggota DPRD Sulsel dari Fraksi Partai Demokrat, Andi Jauri Janwar Dharwis menegaskan seluruh aspirasi masyarakat akan disalurkan ke pemerintah pusat.
"Terkait permintaan rekomendasi pembebasan Habib Rizieq Syihab, maka kami akan melakukan diskusi sejenak karena keberadaan kami mewakili Lembaga DPRD," kata Andi Jauri.
Hal yang sama pun disampaikan anggota DPRD Sulsel fraksi PKS, Andi Syafiuddin Patahuddin. Dia menampung aspirasi massa mengenai kasus Rizieq Shihab.
"Tapi untuk penandatanganan rekomendasi pembebasan Habib Rizieq Syihab tidak bisa kita lakukan saat ini dalam forum, namun kami bisa mengagendakan setelah selesai melakukan musyawarah," sambungnya.
Sejumlah personel kepolisian pun dikerahkan untuk melakukan pengamanan di gedung DPRD Sulsel. Namun, hingga berakhirnya demonstrasi pendukung Rizieq Shihab situasi berjalan dengan kondusif dan terkendali.
Intelijen Polda Lampung Demo?
Tak lama setelah demo di DPRD Makassar, beredar pula di media sosial sebuah foto yang memperlihatkan sejumlah pria berjejer dan memegang sebuah poster.
Disebutkan bahwa pria yang memegang poster bernada demo itu merupakan anggota Intelijen Polda Lampung.
Disebutkan pula bahwa anggota polisi itu merekayasa demonstrasi saat kedatangan Presiden Jokowi.
Dikutip dari Kompas.tv, dalam pesan yang beredar, pria yang merupakan anggota Intelijen Polda Lampung itu memegang tulisan seperti 'Penjarakan Koruptor, Bebaskan Ulama'.
Menanggapi hal tersebut, Kabid Humas Polda Lampung , Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad membenarkan bahwa kelima pria yang memegang poster bernada protes tersebut adalah anggota Intelijen Polda Lampung.
Foto itu diambil di Wilayah Bernung, Kabupaten Pesawaran, pada Kamis 2 September 2021.
Baca juga: Wacana Presiden 3 Periode, Jokowi Sebut Sejumlah Ketum Parpol Sudah Pasang Baliho
Lokasi kelima intel itu berada merupakan perlintasan Presiden Jokowi yang hendak menuju Bendungan Way Sekampung, Kabupaten Pringsewu.
Namun, Pandra membantah bahwa anggotanya itu sedang melakukan aksi unjuk rasa.
“Namun, narasi dari foto itu sangat tidak benar. Di info yang beredar disebutkan seolah-olah polisi yang melakukan aksi,” kata Pandra Selasa 7 September 2021.
Ia mengungkapkan bahwa kelima anggotanya itu sedang mengamankan rencana aksi unjuk rasa saat kedatangan Jokowi.
Aksi unjuk rasa yang digalang seorang warga berinisial R itu rencananya akan digelar dengan memasang sekitar 100 poster.
Poster-poster itu di antaranya menggambarkan tentang kekhawatiran pembengkakan utang hingga keadilan penegakan hukum antara koruptor dan ulama.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan warga tersebut berencana meminta Presiden untuk membebaskan Rizieq Shihab.
Dijelaskan Pandra, lokasi unjuk rasa tersebut merupakan ring 2.
Sehingga aparat kepolisian mempunyai tanggung jawab penuh untuk menjaga perlintasan ring 2 dan ring 3 yang akan dilalui Presiden Jokowi.
Beberapa anggota intelijen kemudian melakukan pendekatan persuasif kepada warga yang sudah berkumpul.
Termasuk memberikan bukti pada atasan bahwa kelima intelijen tersebut telah melakukan tugasnya.
“Kelima anggota itu berpose dengan poster sebenarnya sebagai bukti laporan kepada atasan mereka,” kata Pandra.
Baca juga: Pengacara Rizieq Shihab Ajukan Kasasi, Hidayat Nur Wahid Masih Percaya Hakim MA
Namun rupanya, di saat bersaman, rekan R juga mengambil gambar kelima petugas itu.
Foto tersebut lantas disebarkan dengan narasi tak sesuai dengan fakta.
"Saat pemotretan oleh anggota untuk laporan kepada pimpinan, warga R ini juga sempat minta difoto dan diambilkan oleh rekannya, dengan tujuan baik sebenarnya," ucapnya.
"Namun, tidak lama justru muncul dan beredar seolah-olah polisi yang melakukan aksi demonstrasi."
Sumber: Tribun-Video.com