Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Menteri Kesehatan ( Menkes) RI, Budi Sadikin meminta personil selaku salah satu inovator PCR Pool Test agar bisa dikembangkan di seluruh institusi pendidikan disemua wilayah di Indonesia, khususnya surveliance berbasi pool test.
Permintaan ini disampaikan Menkes Budi saat menggelar pertemuan secara virtual bersama Dr. Fima Inabuy dan Dr. Alfredo Kono selaku konseptor metode penanganan covid-19, Jumat 27 Agustus 2021 bersama 20-an pakar kesehatan.
Dalam siaran pers yang diterima POS-KUPANG.COM dari pihak Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat (Lab Biokesmas) NTT, menerangkan, Menkes Budi juga akan memberikan bantuan berupa alat tambahan untuk pengembangan lab biokesmas.
Selanjutnya, keputusan pemindahan menurut Forum Academia NTT (FAN) dipandang memberi kesempatan bagi universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang untuk mengembangkan laboratorium klinis yang dipimpin dokter patologi klinis.
Baca juga: Lab Biokesmas NTT Akan Beroperasi Jika Telah Penuhi Persyaratan
Menurut FAN, rancangan metode qPCR pool test merupakan startegri yang dirancang ahli kesehatan masyarakat dan ahli Biomolekuler yang tergabung dalam FAN. Konsep ini memiliki cara kerja dan tujuan yang berbeda.
"Lab biokesmas NTT lebih fokus pada skema pencegahan di masa kedaruratan, sedangkan Undana fokus pada lab klinis," tulis FAN dalam siaran pers ini.
FAN juga mengapresiasi sikap rektor Undana, Prof Fred Benu yang memberi peringatan bagi siapapun yang hendak melaporkan penanggungjawab lab biokesmas ke pihak kepolisian untuk segera mencabutnya. Menurut FAN, penanggungjawab dari lab biokesmas ini adalah gubernur NTT, sehingga surat tersebut dinilai salah alamat.
Berikutnya, FAN meminta Dinkes dan Pemkot Kupang peralatan lab yang sudah dikirimkan pemerintah pusat, agar pemeriksaan mandiri bisa dilakukan tanpa harus mengirim lagi ke lab biokesmas. Dan hal ini justru akan sangat membantu masyarakat umum.
Baca juga: Ribuan Orang Tandatangan Petisi Dukungan Lab Biokesmas NTT Tetap Beroperasi
FAN juga meminta Dinkes dan Pemkot untuk lebih memperhatikan prosedur administrasi dalam melakukan pengawasan lab. Seharusnya, Dinkes meminta pertimbangan Litbangkes sebelum melakukan aksi penutupan.
Dinkes Provinsi NTT, diminta untuk melihat lebih jauh SK Gubernur NTT nomor 250/KEP/HK/2020 tanggal 14 Agustus 2020, yang menyebutkan secara khusus keberadaan FAN sebagai pelaksana tim pool test. Untuk itu lab biokesmas mengikutsertakan FAN dalam pembicaraan.
"Keputusan yang diambil tanpa melibatkan FAN sebagai inisiator lab, kami anggap bukanlah keputusan yang adil dan bermanfaat," tulis FAN lagi dalam siaran pers ini.
FAN menegaskan tetap mempertahankan nama lab biokesmas sebagai nama yang sah dan bersejarah sejak pertama kali diresmikan oleh Menkes pada 16 Oktober 2020 lalu.
Dari hasil pertemuan dengan Menkes RI, Budi Sadikin, rencana pemindahan lab biokesmas tetap dilakukan ke komplek perkantoran milik Pemprov NTT. Selama proses pemindahan, pelayanan kesehatan bagi masyarakat tetap dilakukan seperti biasanya.
Untuk mengakses dan melakukan pemeriksaan, warga silahkan melakukan pendaftaran ke Bagian Humas Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat NTT di nomor WA: 081339195746. (*)
Berita Lab Biokesmas NTT Lainnya