Renungan Harian Katolik Rabu 28 Juli 2021: Mutiara Berharga (Matius 13:44-46)
Oleh: RD. Fransiskus Aliandu
POS-KUPANG.COM - Di sebuah sekolah bisnis terkemuka di Amerika Serikat. Seorang profesor sedang memberi kuliah tentang ekonomi sosial di depan kelas S2-nya.
Tanpa menjelaskan apa pun, ia meletakkan sebuah toples kaca di atas mejanya. Ia lalu mengeluarkan sekantong penuh batu dan memasukkan satu per satu ke dalam toples itu.
Kemudian ia bertanya, "Apakah toples ini sudah penuh?"
"Ya," para mahasiswa serentak menjawab.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 28 Juli 2021: Harta Berharga
Sang profesor tersenyum. Dari bawah meja, ia meraih tas kresek penuh kerikil. Ia menuangkannya ke dalam sambil menggoyang-goyangkan toples sehingga kerikil-kerikil itu mengisi celah-celah di antara batu-batu yang besar. Ia bertanya lagi, "Apakah toples sudah penuh?"
"Belum," jawab mereka. Mungkin mereka sudah bisa menebak maksudnya.
Sang profesor menambah lagi sekantong pasir halus. Dia menuangkan ke dalam toples, mengisi celah-celah di antara batu-batu dan kerikil. Lagi-lagi ia bertanya, "Apakah toples ini sudah penuh?"
"Mungkin tidak pak. Yang tahu cuma bapak," jawab mahasiswanya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 27 Juli 2021: Musim Menuai
Sambil tersenyum sang profesor mengeluarkan seteko air dan menuangkannya ke dalam toples hingga penuh. Lantas, "Apa pelajaran yang dapat kalian petik?" tanyanya.
"Tak peduli seberapa padatnya jadwal Anda," sahut salah seorang mahasiswa, "Anda akan selalu bisa menambahkan sesuatu ke dalamnya." Jangan lupa, ini sekolah bisnis terkenal.
"Bukan!" gelegar sang profesor penuh simpatik. "Apa yang ditunjukkan adalah jika kalian ingin memasukkan batu-batu yang besar, kalian harus memasukkannya pertama kali."
Ini adalah pelajaran tentang prioritas hidup. Apa "batu besar" yang telah kita masukkan ke dalam toples kita? Apa hal paling penting yang harus dimasukkan ke dalam kehidupan kita?
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 26 Juli 2021: Hidup Seturut Kehendak Allah!
Yesus berkata, "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu ... seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu" (Mat 13:44-46).