Baca tanpa iklan
DPRD Kota Kupang Dorong Pemkot Update Informasi Varian Virus Delta
Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - DPRD Kota Kupang menilai Pemerintah Kota (Pemkot) terkesan menutupi kasus pada pasien yang terpapar varian virus delta.
DPRD berpendapat kasus yang menurut Dinas Kesehatan masuk ke Kota Kupang sejak bulan April 2021 lalu, harusnya bisa disampaikan ke masyarakat.
"Kenapa baru di infokan Juli, seharusnya ketika April sudah tahu sebaiknya di infokan agar masyarakat juga lebih waspada dan taat prokes," kata anggota Komisi IV DPRD Kota Kupang, Diana Bire, Sabtu 24 Juli 2021.
Menurut Politisi Hanura ini, informasi berkaitan dengan masalah Covid-19 perlu di sampaikan terbuka ke masyarakat.
Hal tersebut bagi Diana bukan untuk menakuti masyarakat, namun lebih dari itu, agar memberi perhatian kepada semua orang untuk terus taat dengan Prokes.
Baca juga: Stok Vaksin di Kota Kupang Kembali Kosong, Pelayanan Terhenti
Dia meminta Pemkot Kupang bisa berkoordinasi lebih serius dengan pemprov NTT untuk meningkatan pengawasan di pintu masuk wilayah Kota Kupang, terutama bagi pelaku perjalanan yang berasal dari luar wilayah NTT.
Diana menyarankan, pelaku perjalanan agar bisa diberi penegasan dan diarahkan untuk melakukan isolasi mandiri atau karantina terpusat, apalagi jumlah kasus Covid-19 di NTT dan Kota Kupang khususnya terus mengalami peningkatan.
"Apalagi kita juga memberlakukan PPKM jadi sebaiknya pelaku perjalanan lebih di perketat pengawasannya," tambahnya.
Dengan terpaparnya tiga orang warga Kota Kupang ini, Diana mengimbau masyarakat dan siapa saja untuk mematuhi Protokol kesehatan sebagai langkah pencegahan penyebaran kasus Covid-19 di Kota Kupang.
Dinas Kesehatan menyebut satu dari tiga pasien di Kota Kupang yang dilaporkan terpapar virus varian Delta meninggal dunia.
Baca juga: Varian Delta Masuk NTT, DPRD Kota Kupang Minta Kewaspadaan Masyarakat
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Kupang, Tiurmasari E. Saragih, SKM., MSc menyebut kejadian tersebut terjadi pasca pemeriksaan dibulan April 2021 lalu.
Tiurmasari kepada awak media, Jumat 23 Juli 2021 mengatakan hasil pemeriksaan pada bulan April diketahui satu pasien meninggal dunia dan dua pasien lainnya dinyatakan sehat.
Pasien meninggal, kata Tiurmasari, merupakan warga Kota Kupang dengan umur 70 tahun.