Hal itu hanya berkeinginan mempermudah akses distribusi agar tidak menumpuk antre di toko membeli pupuk subsidi.
Hal itu bertujuan mempermudah masyarakat mendapatkan pupuk.
Secara teknis administrasi sudah beres tinggal tanda tangan kesepakatan bersama (MOU) yang diharapkan berlangsung dalam waktu dekat ini.
Baca juga: Begini Penjelasan Kapolres Sumba Barat Terkait Kelompok Pejuang Subuh di Medsos
Jaminan adalah keuangan Desa Tebara melalui tiga unit usaha itu tersimpan di Bank NTT, dana desa dan ADD tersimpan di Bank NTT.
Demikian gambaran Perkembangan pembangunan ekonomi Desa Tebara, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat sebagaimana disampaikan Kepala Desa Tebara, Kecamatan Kota Waikabubak, Sumba Barat, Marthen Ragowino Bira, S.S di Kantor Desa Tebara, Kecamatan Kota Waikabubak, Sumba Barat, Senin 12 Juli 2021.
Baginya dengan pengembangan tiga unit usaha itu meningkatkan perputaran uang cukup tinggi terjadi di Desa Tebara.
Dengan demikian tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat semakin maju dan kesejahteraan meningkat pula.
Baca juga: Bupati Sumba Barat, Yohanes Dade : Kota Waikabubak Mulai Bersih dan Terang Benderang
Menurutnya rata-rata dana desa yang diterima setiap tahun Rp 1 miliar lebih. Sedangkan alokasi dana desa berkisar Rp 500 juta hingga Rp 600 juta.
Sertakan 2018. Penyertaan modal ke Bumdes tahun 524 juta pada tahun 2020. Penyertaan modal termasuk didalamnya biaya sewa gudang dan pasar.
Saat ini geliat ekonomi masyarakat Desa Tebara mulai nampak dan pihaknya terus mendorong aktifitas dagang menjadi budaya masyarakat setempat.
Karenanya kerjasama dengan lembaga perbankan, akademisi dan lainnya sangat penting demi mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat Desa Tebara.
Baca juga: KPK RI Gelar Rapat Koordinasi Pencegahan Korupsi dengan Pemkab Sumba Barat
Berdasarkan perkembangan tiga unit usaha itu telah memberi dampak positip bagi pendapatan desa.
Misalnya unit usaha pariwisata Pra Ijing memberi keuntungan sangat besar yakni pada tahun 2018 sekitar Rp 170 juta, tahun 2019 Rp 244 juta.
Tetapi pada tahun 2020 karena pandemi virus corona maka pendapatan Pariwisara Prai Ijing turun menjadi Rp 83 juta.
Justru pada masa pandemi virus corona, pihaknya melalui Bumdes mengembangkan usaha lumbung desa dan grosir desa yang dimulai pada awal tahun 2020.
Baca juga: Bupati Sumba Barat, Yohanes Dade : Kota Waikabubak Mulai Bersih dan Terang Benderang