Areal Persawahan di Mauliru Kabupaten Sumba Timur Kering, Ini Penyebabnya

Penulis: Oby Lewanmeru
Editor: Ferry Ndoen
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani Mauliru, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur sementara membuat sumur bor di areal persawahan setempat, Jumat 2 Juli 2021.

Areal Persawahan di Mauliru Kabupaten Sumba Timur Kering, Ini Penyebabnya

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru

POS-KUPANG.COM,WAINGAPU - Sejumlah areal.persawahan di Mauliru, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur mengalami kekeringan. Kondisi ini disebabkan air tidak ada yang mengalir di saluran irigasi karena jebolnya Bendung Kambaniru.

Pantauan POS-KUPANG.COM, Jumat 2 Juli 2021, beberapa areal persawahan di Mauliru, Kecamatan Kambera kering. Kondisi kekeringan ini terlihat dari banyak lahan sawah yang tidak digarap. Sejauh mata memandang tanah di areal persawahan sudah pecah-pecah.

Di sekitar areal persawahan, ada saluran irigasi namun tidak terlihat setetes air pun juga.
Beberapa petani yang ditemui mengakui, semenjak jebolnya Bendung Kambaniru, maka air di saluran irigasi tidak lagi mengalir.

Jony Hambalewa petani setempat mengatakan, biasanya di bulan seperti sekarang mereka masih bisa menanam padi karena adanya air yang masuk ke persawahan, namun saat ini mereka tidak bisa mengolah lahan untuk menanam padi.

Baca juga: Info Sport: Pemain Ini Punya Peluang Lampaui Ronaldo Jadi Top Skorer di Piala Eropa 2020, Selisih 1

"Kalau tahun-tahun sebelumnya, kami masih tanam padi, tapi tahun ini sudah tidak bisa. Kondisi ini terjadi setelah badai Seroja April lalu," kata Jony.

Dijelaskan, untuk tanaman padi tidak bisa mereka budidaya, sementara untuk menanam sayuran dan buah juga harus membutuhkan air.

"Kami tidak bisa diam karena ini mata pencaharian kami,karena itu tetap kami berupaya supaya bisa tetap tanam,tapi hanya tanam sayuran dan buah," katanya.

Dikatakan, untuk kepentingan budidaya sayuran, mereka terpaksa membuat sumur bor secara swadaya.

Baca juga: Lima Pelaku Curnak di Sumba Timur Ditetapkan Jadi Tersangka, Simak Penjelasan Kapolres

"Kami harus buat sumur bor secara swadaya sehingga bisa usaha sayuran. Usaha sayuran dan buah ini kita bisa jual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujarnya.

Jony mengakui, karena tidak bisa mengusahakan lahan yang luas maka secara ekonomi juga berdampak bagi petani setempat.
Dia juga berharap pengerjaan Bendung Kambaniru bisa cepat selesai sehingga petani dapat berusaha seperti sebelumnya.
Camat Kambera, Pemekar Djanggakadu, S. Sos yang dikonfirmasi membenarkan kondisi persawahan Mauliru.

Menurut Pemekar, bukan saja di Mauliru tetapi di Malumbi dan juga Lambanapu mengalami kondisi yang sama.
"Memang akibat rusaknya bendungan itu, maka berdampak pada hampir seluruh areal persawahan di Kecamatan Kambera," kata Pemekar.

Lebih lanjut dikatakan, saat ini lahan basah di Kambera yang mengalami kekeringan seluas 712.5 ha sehingga petani setempat tidak bisa menanam padi. 

"Kita sarankan petani bisa manfaatkan sumur bor yang ada untuk budidaya tanaman selain padi, seperti sayuran dan buah. Ini dilakukan agar ekonomi dan kebutuhan masyarakat bisa tetap terjaga," ujarnya.

Dikatakan, pemerintah saat ini tengah berupaya agar Bendung Kambaniru segera dibangun kembali dam saat ini sedang dalam pengerjaan. *)

Petani Mauliru, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur sementara membuat sumur bor di areal persawahan setempat, Jumat 2 Juli 2021. (POS-KUPANG.COM/Oby Lewanmeru)

Berita Sumba Timur Lainnya

Berita Terkini