Gandeng Komisi IV DPR RI, BPPSDMP Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani Milenial dan Penyuluh di NTT
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Sumberdaya manusia pertanian ( SDM) utama petani milenial merupakan tonggak utama penggerak pembangunan pertanian. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian ( Kementan) terus berupaya menggenjot peningkatan kapasitas dan kualitas SDM Pertanian, terutama petani milenial melalui Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani milenial dan Penyuluh yang dilakukan di sejumlah kabupaten di Nusa Tenggara Timur ( NTT).
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan, " Pengembangan sumber daya manusia sangat penting, terutama untuk mengoptimalkan sektor pertanian ke depan, khususnya gerakan pertanian maju, mandiri dan modern," katanya.
Hal senada diungkapkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian ( BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi.
Baca juga: Terungkap, Korban Sempat Melawan Sebelum Pelaku Habisi Nyawanya Pakai Pisau, Ini Kronologinya
Baca juga: Tersangka Pembunuhan dan Pemerkosaan Nona Welkis Terancam Penjara Seumur Hidup
"Sebagai pelaku pembangunan pertanian, petani milenial dan penyuluh sudah selayaknya mendapat prioritas dalam program pembangunan pertanian. Petani utamanya petani milenial dan penyuluh berperan mengadakan pangan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia," ujarnya.
Dengan menggandeng Komisi IV DPR RI , Kementan melalui SMK PP Negeri Kupang menyelenggarakan Bimtek peningkatan kapasitas petani milenial dan penyuluh di sejumlah kabupaten di NTT. Tepatnya Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka dan Kabupaten Timor Tengah Utara.
Kepala SMK PP Negeri Kupang, Stephanus Bulu, sebagai penanggungjawab Bimtek sekaligus perwakilan dari BPPSDMP, menyatakan peningkatan kapasitas SDM ini sangatlah penting.
"Tujuan bimtek ialah meningkatkan kesejahteraan petani utamanya petani milenial serta meningkatkan kapasitas penyuluh dalam transfer teknologi kepada petani," imbuhnya.
Baca juga: Akhirnya Desy Ratnasari Punya Instagram, Bukan Umbar Urusan Pribadi Tapi Tunjukan Hal Ini, Apa?
Baca juga: Sukseskan Program SAKTI, Pemkab Malaka-Unimor Tandatangan MoU
Ia pun menjelaskan bahwa peserta Bimtek berjumlah 90 orang yang terdiri dari petani milenial dan penyuluh. Peserta diberi materi terkait Peningkatan Pelayanan Penyuluhan Pertanian Kepada Petani dan Korporasi Petani.
Hadir secara virtual Wakil Bupati Kabupaten Belu Aloysius Haleserens, serta Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema.
"Ketahanan Pangan harus dimulai dari daerah perbatasan seperti di Belu, Malaka, dan TTU. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan kapasitas petani utamanya petani milenial dan penyuluh di daerah perbatasan tersebut," ungkap anggota komisi IV DPR RI yang sering disapa Ansilema ini dalam sambutannya.
Ia menyampaikan kepeduliannya pada daerah-daerah NTT yang masih termasuk dalam daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Ia berharap melalui pembangunan pertanian yang sinergi dan berbasis teknologi, NTT bisa lepas dari kategori tersebut.
Ajakan senada disampaikan oleh Wakil Bupati Kabupaten Belu Aloysius Haleserens. Ia menyadari bahwa penguatan sektor pertanian di daereah 3T harus dilakukan sekarang juga untuk menjaga ketahanan pangan. (*)