Ipda Handi Wungublolong, Eks Frater Ritapiret yang Jadi Perwira di Mabes Polri

Penulis: Ricardus Wawo
Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ipda Handrianus Theodorus Putra Wungublolong berpose bersama kedua orangtuanya usai pelantikan perwira polisi di Akademi Kepolisian (AKPOL) Republik Indonesia di Semarang pada 2019 lalu.

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA- Ipda Handrianus Theodorus Putra Wungublolong tidak pernah menyangka bisa menjadi seorang perwira polisi. Sejak mengenyam pendidikan di SMA Seminari San Dominggo Hokeng, Kabupaten Flores Timur, Handi, demikian dia akrab disapa, pernah punya cita-cita menjadi seorang imam Katolik.

Oleh karena itu, putra kelahiran desa Nelelamadiken, Adonara ini pun melanjutkan pendidikan untuk menjadi imam diosesan Keuskupan Larantuka di Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret, Kabupaten Sikka dari tahun 2015-2018.

Setelah meraih gelar Sarjana Filsafat di STFK Ledalero, Handi memutuskan 'melepaskan' jubah putihnya dan mengikuti seleksi menjadi perwira Polri Sumber Sarjana (SIPSS) pada 2019.

"Saya tarik diri dari Frater dan mengikuti seleksi menjadi perwira Polri Sumber Sarjana (SIPSS) pada 2019," ungkap buah hati dari Kornelis Suban Beda dan Sofia Siri Hurint ini kepada Pos Kupang, Jumat (30/4/2021).

Baca juga: Ini Data Jumlah Kasus Impor Malaria dan Sebarannya di Manggarai Tahun 2020/2021

Baca juga: Pemkab Manggarai Timur Terima Sertifikat Eliminasi Malaria dari Kemenkes RI, Komentar Bupati Agas

Handi kemudian mendaftar di Polres Flores Timur, lalu mengikuti tes Panda (daerah) di Polda NTT.

"Tak disangka, saya dinyatakan lolos bersama dua orang teman lainnya untuk mengikuti seleksi lanjutan di tingkat Pusat di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia," kenang perwira polisi yang pernah menuntut ilmu di SDK Mokantarak Larantuka dan SMPN 2 Larantuka tersebut.

Selama mengikuti seleksi, Handi yang berasal dari latar belakang kehidupan keluarga pas-pasan dan sederhana ini, berusaha sekuat tenaga untuk bisa lolos tes dengan berdoa, belajar dan berlatih.

Dia kemudian dinyatakan lulus terpilih dan menjadi perwakilan Polda NTT untuk melanjutkan pendidikan di Akademi Kepolisian (AKPOL) Republik Indonesia di Semarang selama 7 Bulan.

Baca juga: Nasib Imigran Asal Afganistan di Kupang: Kami Seperti Burung Dalam Sangkar

Baca juga: Sherina Munaf: Tuai Pujian

"Namun kedua teman saya harus pulang ke NTT karena dinyatakan tidak lulus. Kami yang lulus ke Akpol berjumlah 75 orang seluruh Indonesia," ujar mantan winger San Pedro FC, klub kebanggan Seminari Tinggi Ritapiret Maumere.

Di AKPOL Semarang, Handi mengaku dapat pendidikan khusus menjadi seorang Perwira Polri yang ahli dalam bidangnya.

Dia pun dilantik di AKPOL Semarang pada tanggal 3 September 2019.

"Mengawali langkah dari seorang Frater manjadi seorang perwira Polri berpangkat IPDA (Inspektur Polisi Dua), sekarang saya berdinas di Mabes Polri, Jakarta Selatan," akunya.

Menurutnya, rekrutmen Polri sudah sangat transparan dan bersih dengan menerapkan prinsip BETAH (Bersih, Transparan, Akuntabel dan Humanis).

"Saya sendiri sudah mengalami dan melihat bahwa rekrutmen Polri merata untuk semua kalangan tanpa pandang bulu dan tentunya harus melalui seleksi yang diadakan Polri," ujarnya.

Yustinus Kornelius Koda Kelen, kerabat dari Ipda Handi, mengaku bangga dengan prestasi dan pencapaian sahabatnya itu.

Menurut Kornelius, selain dikenal sebagai anak yang baik dan rendah hati, Ipda Handi juga dikenal sebagai pemain sepakbola yang handal.

Dia pernah memperkuat Sesado FC, klub SMA Seminari San Dominggo Hokeng. Di Seminari Tinggi Ritapiret, sahabatnya itu juga memperkuat San Pedro FC. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Berita Flores Timur

Berita Terkini