Status Tanggap Darurat Ditetapkan Pemprov NTT Hingga 5 Mei 2021 Mendatang

Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi (tengah) saat memimpin rapat evaluasi bencana badai Seroja di posko tanggap darurat kantor gubernur NTT.

Status Tanggap Darurat Ditetapkan Pemprov NTT Hingga 5 Mei 2021 Mendatang

POS-KUPANG.COM | KUPANG-- Bencana badai seroja yang menimpa beberapa wilayah di NTT belum lama ini membuat sebagian warga NTT harus kehilangan keluarganya.

Tercatat hingga hari ini, Sabtu 17 April 2021, sebanyak 181 orang meninggal dalam bencana tersebut, dan 47 orang masih dinyatakan hilang.

Wakil Gubernur NTT, Josef Adrianus Nae Soi mengatakan, status tanggap darurat bencana di NTT akan berlangsung hingga tanggal 5 Mei 2021.

“Status tanggap darurat sampai 5 Mei 2021. Setelah itu kita masuk ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi,” ujar Wagub Nae Soi dalam jumpa pers bersama wartawan 17 April 2021.

Menurutnya, status tanggap daruat bencana NTT tersebut bisa saja berakhir lebih cepat, sehingga bisa segera dilakukan tahap rehabilitasi.

“Kalau minggu depan bisa berakhir lebih cepat sesuai dengan kriteria BNPB, maka kita akan masuk ke tahap rehabilitasi,” jelas Wagub NTT yang hadir bersama Sekda NTT, Benediktus Polo Maing.

Baca juga: Wagub NTT : Status Tanggap Darurat Bencana NTT Bisa Berakhir Lebih Cepat

Baca juga: Wagub NTT, Josef Adrianus Nae Soi Pastikan Relokasi Warga Pasca Bencana di Kabupaten Lembata

Wagub Nae Soi menyampaikan apresiasi kepada BNPB yang bekerja sangat sistematis membantu Pemerintah Provinsi NTT dalam menanggulangi bencana, terutama penanganan pengungsi yang sangat cepat dan tepat.

“Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada BNPB, TNI-POLRI dan PUPR serta seluruh masyarakat Indonesia yang telah berpartisipasi membantu kami, saya ucapkan limpah terima kasih,” ucap mantan anggota DPR RI itu.

Sementara terkait data jumlah warga yang akan direlokasi, Josef Nae Soi menjelaskan akan disampaikan kemudian.

Wagub NTT Josef Adrianus Nae Soi didampingi Plt. Kepala BPBD NTT Isyak Nuka,  Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumatera Barat Rumainur, Ketua Sinode GMIT Pdt. Merry Kolimon, dan Ketua PGI Pdt. Gomar Gultom saat kunjungan kerja di Sabu Raijua. (POS KUPANG.COM/ISTIMEWA)

Namun sejauh ini sudah ada beberapa desa yang warganya pasti direlokasi karena rumah mereka hanyut terbawa banjir.

“Di Adonara ada tiga desa yang pasti di relokasi. Di Lembata sekitar 3 sampai 4 desa. Sedangkan di Alor kita belum tahu jumlahnya. Tetapi kita akan sampaikan kemudian,” ujar Nae Soi.

Sedangkan terkait kabar hoax tsunami di Kabupaten Lembata yang memakan 2 orang korban jiwa, Wakil Gubernur NTT mengakui belum mendapatkan informasi.

Baca juga: Kepala BNPB  Dony Monardo dan Wagub NTT Kunjungi Posko Pengungsi di SD Inpres Oesapa Kecil, Kupang

Baca juga: Wagub NTT Akui Masih Banyak Daerah Terisolir di Kabupaten Alor

Sebelumnya, warga Kabupaten Lembata dikabarkan lari dan mengungsi ke gunung, karena termakan kabar hoax akan terjadi Tsunami pada pada Jumat 16 April 2021 malam.

Anggota DPR RI Julie Sutrisno Laiskodat mengunjungi korban bencana banjir dan longsor di beberapa posko pengungsian terpusat di Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata, Sabtu 17 April 2021  (POS KUPANG.COM/RIKARDUS WAWO)

Insiden tersebut memakan korban jiwa. 2 orang dinyatakan meninggal dunia, saat berusaha lari ke gunung. (Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi)

Berita Terkini