POS-KUPANG.COM | KUPANG - Universitas Nusa Cendana Kupang ( Undana Kupang), memiliki lahan seluas 4.2 hektar yang dijadikan kebun di Oenitu, Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.
Kepala Badan Pengelola Usaha (BPU) Undana, Ir. Edgar Rinaldo Tibuludji, M.Si mengatakan, kebun tersebut mengusung konsep Agro-Eko-Edu-Wisata.
"Jadi kalau Agro itu basis wisata ya berdasarkan kegiatan dibidang pertanian dalam arti luas ya. Kemudian Eko, bicara tentang ekologi, jadi lingkungan secara keseluruhan. Kalau Edu, itu edukasi jadi salah satu wisata yang belum terlalu berkembang di Kota Kupang atau mungkin di NTT itu adalah tempat wisata yang juga sekaligus menjadi tempat belajar," katanya pada Rabu (32/03/2021).
Pria yang kerap disapa Dodi ini melanjutkan, kebun tersebut nantinya bisa digunakan oleh anak - anak usia sekolah mulai dari PAUD sampai Perguruan Tinggi.
Baca juga: Beda Arti Mudik Dan Pulang Kampung, Ini Penjelasan Pakar Bahasa Undana Kupang
Baca juga: Sosiolog Undana Sebut Prostitusi Online di Kota Kupang Sudah Vulgar, Kontrol Lemah
"Nanti, misalnya mulai dari anak - anak PAUD itu bisa kesana untuk mulai mengenal tumbuhan.
Bisa kita perkenalkan tumbuhan dan hewan, bisa juga kita mengajarkan mereka bagaimana menanam," jelasnya.
Kebun Undana bisa menjadi tempat belajar sekaligus tempat berbisnis.
"Di situ kita akan bangun juga kitchen lab yang berbasis komoditi lokal kita sehingga disebut Palm Kitchen Lab," ujar Dodi.
"Kita kasih nama Palm karena kita tidak hanya bicara soal Lontar tapi kita bicara keluarga palmae. Ada pohon kurma di kebun kita. Nanti kampus ini kita akan penuhi dengan kurma," ungkapnya.
Salah satu kegunaan kebun inj adalah untuk memfasilitasi keahlian dosen - dosen Undana untuk bisa memproduksi komoditi - komoditi spesifik lokal.
Baca juga: Pos Kupang Siapkan Kanal Khusus untuk Universitas Nusa Cendana ( Undana ) Kupang
Baca juga: Undana dan Pos Kupang Kerja Sama, Tingkatkan Pelayanan Publik dan Beri Pencerahan
Selain tanaman, kebun Undana juga terdapat kandang Babi yang nantinya akan ditambah ternak yang lainnya.
"Konsepnya begitu. Kalau (Laboratorium) Biosains itu lebih kepada aspek akademiknya maka Kitchen Lab ini lebih kepada komersialnya," jelas Dodi.
Para dosen yang punya keahlian bisa berkarya kampus untuk karir akademiknya tetapi bisa juga berkarya di Kitchen Lab untuk mendukung aspek profesionalnya.
Dodi mengungkapkan, untuk mendukung aspek wisata, dua kolam renang sudah dibangun, satu untuk orang dewasa dan satu untuk anak - anak.
"Kemudian kita bikin flying fox, lalu kita punya semacam kafe atau restoran untuk mendukung orang yang melakukan aktifitas bisa cemil, bisa makan berat di situ," katanya.
Konsep ini, lanjut Dodi, akan dirangkai dengan pemberdayaan masyarakat sekitar karena tenaga kerja dipakai dari masyarakat sekitar lokasi.
"Nanti kalau kita sudah launching sebagai objek wisata, kita tidak akan memasukkan kendaraan kedalam lokasi kita untuk parkir dan sebagainya. Parkir semua di luar, nanti kita kerjasama dengan masyarakat sekitar dan pemerintah desa jadi yang dibagian luar dari lokasi kita yang masih kosong itu bisa mereka tata untuk menjadi tempat parkir dan pendapatan itu untuk mereka," ujarnya.
"Harganya mereka yang tentukan mobil berapa motor berapa," tambahnya.
Dengan demikian, kehadiran kegiatan ini akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak sehingga akan terjalin hubungan baik.
"Kita jangan hanya memikirkan diri kita sendiri," tukasnya.
Konsep tersebut, selain untuk aspek pendidikan dan bisnis, juga untuk mendukung program Gubernur NTT dibidang pariwisata.
"Aspek bisnisnya, ini menjadi pendapatan Undana disatu sisi aspek bisnis untuk meningkatkan pendapatan masyarakat," ungkapnya.
Dodi menjelaskan, masa pandemi ini pihak Undana memakai waktu ini untuk melakukan persiapan berupa pembangunan - pembangunan.
"Tapi area produksinya tetap kita lakukan, sayur dan buah - buahan," tukasnya.
Lanjut Dodi, targetnya, pertengahan tahun ini sudah bisa kembali new normal dan kebun Undana sudah siap menerima pengunjung.
Kepala Divisi Agribisnis BPU Undana, Halena Meldy Asa mengatakan, sejak mulai dikembangkan tahun 2018 lalu, kebun Undana dipakai oleh mahasiswa Fakultas Pertanian yang sedang dalam masa Praktek Kerja Lapangan (PKL).
"Awalnya cuma tanam sayur - sayuran. Mereka pakai praktek PKL, kemudian ada beberapa SMK Jurusan Pertanian, Peternakan di situ. Anak - anak KKN juga gabung di situ. Ada schedulenya juga untuk PKL, Praktek untuk SMK sama KKN," jelas Meldy.
"Jadi, kita selalu libatkan mahasiswa, mereka praktek mulai dari awal pemilihan benih, persemaian sampai panen. Karena kalau mereka hanya dua tiga bulan berarti cuma sayur karena sebulan juga bisa panen," lanjutnya.
Selain itu, ada juga buah yang sudah ditanam untuk dipelajari seperti semangka dan anggur.
Kebun anggur sendiri, ungkap Meldy, merupakan kebun pengabdian Rektor Undana, Prof. Fredrik L. Benu, Ph.D. Hingga saat ini, sudah ada 100 pohon anggur di kebun Undana.
Untuk pengairan, jelas Meldy, digunakan sumur bor.
"Untuk tanaman sendiri ada satu sumur bor tapi karena kita ada mau pengembangan pembuatan kolam renang, kolam ikan, flying fox, kemudian untuk taman kita mau buat pendopo, lopo dan aula supaya ada yang mau datang bisa pakai jadi kita sudah tambahkan sumur bor," jelasnya.
Selain itu, Meldy, dekat kandang ternak juga disediakan tempat pembuatan biogas sehingga kotoran ternak bisa dimanfaatkan.
Disamping itu, 2 hektar lahan digunakan untuk pengembangan pohon lamtoro dan kaliandra yang akan digunakan sebagai biomasa dalam program co-firing bersama PLN UIW NTT.
"Sudah ditanam dari Oktober tahun lalu," ungkapnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi)