Unwira Kupang

Rektor Unwira Kupang P Dr Philipus Tule, SVD: Dorong Mahasiswa Berinovasi Saat Pendemi

Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rektor Unwira Kupang, P. Dr. Philipus Tule, SVD bersama Manajer Produksi Alfons Nedabang saat Ngobrol Asyik Pos Kupang yang digelar di Studio Pos Kupang, Senin (8/3) sore. 

Kata Rektor Unwira Kupang P Dr Philipus Tule, SVD: dorong Mahasiswa berinovasi saat pendemi

POS-KUPANG.COM - MERDEKA Belajar-Kampus Merdeka! Program Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim ini mulai dilaksanakan oleh perguruan tinggi negeri dan swasta, termasuk Unwira Kupang.

Seperti apa implementasinya? Bagaimana kurikulumnya? Apa sasaran yang ingin dicapai? Wartawan Pos Kupang Alfons Nedabang mewawancarai Rektor Unwira Kupang P Dr Philipus Tule, SVD dalam acara Ngobrol Asyik Bersama Pos Kupang dengan tema Kuliah Daring dan Eksistenti Unwira Kupang di Masa Pandemi Covid- 19, Senin (8/3). Berikut lanjutan petikan wawancaranya:

Bagaimana dengan perkuliahan daring tahun ini?

Kita sudah memutuskan untuk tetap menjalankan perkuliahan online/daring. Rektorat sudah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 16 tahun 2021 tanggal 1 Februari 2021 tentang Perkuliahan Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021.

Baca juga: Sampah Menumpuk di Drainase Bandara Ende

Unwira juga telah menyelenggarakan KKN-PPM Online sejak tanggal 1 Februari hingga 4 Maret 2021 dengan 669 mahasiswa dan telah menghasilkan ratusan topik KKN tematik, antara lain pembuatan Paving Bricks/Paving Block dengan bahan sampah plastik serta Alat Cuci Tangan Berbasis Sensor oleh mahasiswa Teknik Sipil dan Ilmu Komputer.

Kita juga telah memberlakukan Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dengan surat keputusan (SK) yang berkonsekuensi luas pada pemanfaatan pembelajaran daring/online bersama berbagai perguruan tinggi mitra kita dalam lingkup APTIK dan juga dengan perguruan tinggi negeri/swasta dan perguruan tinggi Islam di Jawa dan NTB melalui Program Permata Sakti dan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Unwira juga terlibat dalam Program Kampus Mengajar, yakni mahasiswa dan dosen melamar langsung ke Belmawa dan kita menunggu jawabannya.

Apakah persiapan sudah lebih matang?

Belajar dari pengalaman semester yang lalu, secara fisik dari aspek gedung/bangunan, sarana dan prasarana IT, serta semakin lebih banyak dosen yang mengikuti pelatihan keterampilan menggunakan IT, maka kita tampaknya lebih siap. Gedung rektorat baru 4 lantai dengan semua sarpras IT yang lebih lengkap, server baru, Indihome, bandwidth internet yang ditingkatkan menjadi 50 MBps dari 35 MBps sebelumnya di kedua kampus, yakni Merdeka dan Penfui.

Baca juga: Dualisme Kepemimpinan Partai Demokrat

Untuk bagian pembelajaran, langkah awal yang telah dilakukan oleh Unwira dalam implementasi Kampus Merdeka Merdeka Belajar adalah mempersiapan kurikulum yang dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas dan kompetensi baru melalui beberapa kegiatan pembelajaran di luar program studi serta pembelajaran di luar kampus agar dapat menghasilkan lulusan yang siap untuk memenangkan tantangan kehidupan yang semakin kompleks di Abad 21.

Bagaimana dengan penerimaan mahasiswa baru?

Sesuai dengan master plan dan proyeksi Unwira yang telah dibahas dalam beberapa RUA Yapenkar bahwa kita merencanakan menerima mahasiswa baru setiap tahun maksimal 2.000 orang dan diseleksi menjadi 1.500 orang. Unwira menargetkan pada tahun 2021/2022 bisa menampung 8.000-an mahasiswa.

Rektor Unwira Kupang, Rohaniwan Katolik, Pater Philipus Tule, SVD (POS-KUPANG.COM/ELLA UZU RASI)

Jika pada Tahun Ajaran 2020/2021 ini student body kita sudah ada 7.500 orang, maka kita programkan pada Tahun Akademik 2024/2025, student body kita harus bisa mencapai 10.000 orang. Proyeksi dan ideal ini akan dapat diterima dan aman bila Covid-19 ini akan segera berlalu karena kami memiliki 2 kampus dengan areal seluas 20-an hektar, 250 dosen tetap (belasan DTT), 200 pegawai, serta memiliki 5 unit gedung berlantai 3 dan 4.

Fakultas dan Program Studi apakah yang paling diminati mahasiswa baru?

Sekarang Unwira memiliki Fakultas dan Program Studi dengan mahasiswa terbanyak adalah Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) dan Fakultas Teknik. Animo mahasiswa baru sangat tinggi untuk kedua fakultas ini.

Lalu disusul juga dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Mungkin trend kebutuhan masyarakat memang demikian, tapi juga karena peringkat akreditasi semua Prodi di kedua fakultas ini baik, yakni akreditasi B.

Bagaimana dengan program pengenalan kampus kepada mahasiswa baru?

Biasanya Unwira menyelenggarakan PKK-B secara luring/offline. Tapi sejak masa Covid-19 atau Tahun Akademik 2020/2021 dan TA 2021/2022 yang akan datang ini Unwira akan melakukannya secara daring/online.

Tapi tetap terbuka untuk sekelompok mahasiswa yang ada di Kupang untuk dibuat secara offline di aula baru Unwira yang memiliki kapasitas tampung 3000-an orang. Kita juga akan tetap mengajak semua mahasiswa baru yang berdomisili di Kota Kupang untuk dapat mengunjungi dan melihat on the spot Kampus kecintaan dan pilihan mereka.

Apakah aktivitas secara online, termasuk perkuliahan, berjalan efektif?

Unwira menetapkan adanya kalender akademik yang satu dan sama yang dikeluarkan untuk seluruh universitas. Ada roster perkuliahan yang satu dan sama untuk setiap program studi yang dimuat dalam Sistem Informasi Akademik (SIMAK) Unwira agar mencegah tabrakan perkuliahan antardosen.

Para dosen memiliki materi perkuliahan dan tugas-tugasnya yang di-upload dalam Cel-Wira sehingga bisa diakses oleh mahasiswa setiap saat. Selain itu, Unwira mewajibkan dosen untuk melakukan tatap muka secara visual kurang lebih 60 menit untuk penguatan terhadap materi perkuliahan.

Penjadwalan UTS dan UAS yang ketat dengan total jam perkuliahan minimal yang harus dipenuhi oleh dosen dan mahasiswa secara daring/online yakni 75 persen dari total jam perkuliahan yang direncanakan. Ini telah diatur dalam Buku Pedoman Akademik 2018.

Apa upaya menjaga kualitas perkuliahan?

Untuk menjaga kualitas perkuliahan, Unwira mengatur agar pendistribusian mata kuliah kepada dosen secara baik dan seimbang sesuai keahlian, kompetensi dan komitmen. Selain itu melakukan monitoring dan evaluasi oleh pimpinan (khusus oleh PITP) melalui Cel-Wira terhadap semua dosen menyangkut materi/konten perkuliahan dan metode.

Unwira juga memperhatikan evaluasi berkala (setiap akhir semester) oleh mahasiswa terhadap dosen dalam perkuliahannya, melakukan pengadaan fasilitas/sarpras IT yang lebih canggih di kedua kampus yakni peningkatan bandwidth dari 35 Mbps menjadi 50Mbps, penambahan server baru, pemasangan Indihome.

Apakah kuliah daring dan tatap muka akan dikombinasi setelah pandemi Covid-19 berakhir?

Pada masa Covid-19 sesungguhnya sudah ada beberapa mata kuliah yang telah menerapkan sistem kolaborasi antara daring dan tatap muka yaitu dengan cara mahasiswa mengakses materi kuliah secara online, tapi dosen dan mahasiswa juga melakukan kuliah tatap muka secara online.

Tapi juga sekarang sudah dijalankan sistem 'blended learning' yaitu perpaduan antara kuliah tatap muka/offline untuk sekelompok kecil mahasiswa dari kelas yang sama dengan kelompok lainnya mengikuti kuliah secara online.

Setelah sepekan, maka dilakukan shifting/pergantian, sehingga kelompok yang sebelumnya mengikuti online, mendapat kesempatan pula untuk kuliah offline dan seterusnya. Kelompok mahasiswa tak boleh melebihi 20 orang.

Pada masa pasca-Covid-19 seharusnya sistem perpaduan atau kombinasi antara kuliah online dan offline (blended learning) itu harus tetap dipraktekkan dalam mensukseskan program Merdeka Belajar -Kampus Merdeka sesuai Permendikbud No 33/2020, bahwa sumber belajar para mahasiswa tidak saja terbatas pada dosen secara offline.

Karena situasi perkembangan zaman Revolusi Industri 4.0 dengan perkembangan teknologi canggih harus dimanfaatkan secara optimal melalui Program Merdeka Belajar -Kampus Merdeka, termasuk melalui Program Permata Sakti, serta melalui kerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) sebanyak 20 SKS dan 40 SKS dari Prodi dan PT lain.

Selain itu, 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 754/P/2020 merupakan ukuran kinerja baru bagi Perguruan Tinggi untuk mewujudkan perguruan tinggi yang adaptif dengan berbasis luaran yang lebih konkret.

Unwira dituntut untuk dapat menyelaraskan rencana pengembangan institusi dengan 8 Indikator Kinerja Utama ini yang terdiri atas, IKU 1, lulusan mendapatkan pekerjaan yang layak; IKU 2, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus; IKU 3, dosen berkegiatan di luar kampus; IKU 4, praktisi mengajar di dalam kampus; IKU 5, hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat atau mendapat rekognisi internasional; IKU 6, program studi bekerjasama dengan mitra kelas dunia; IKU 7, kelas yang kolaboratif dan partisipatif; dan IKU 8, program studi berstandar internasional. Program kerja pada setiap program studi/pusat/lembaga/fakultas dan rektorat diarahkan pada ketercapaian delapan IKU. Unwira berkomitmen untuk memulai melaksanakan sejak tahun 2021 ini dan selanjutnya. (ryan nong)

Berita Terkini