Seperti biasanya Tikus pergi lagi mencungkil mata kan dan memakannya. Maka Tokek mulai marah dan mengambil kayu dan memukul si Tikus sehingga si Tikus terpental masuk ke dalam laut.
Tikus sangat marah. Dia pergi menyelam ke dalam air dan melubangkan sampan atau perahu yang terbuat dari semangka itu.
Sambil Tikus melubangkan sampan itu ia berkata: "Nanti akan kau rasakan pembalasanku saudara Tokek, kalau perahunya sudah kemasukan air garam atau air laut dan tenggelamlah engkau."
Akhirnya apa yang terjadi?
Karena sampannya sudah penuh dengan air laut, tenggelamkan si Tokek sampai ke dasar laut.
Sedangan Tikus terapung dan tidak lama kemudian Tikus pun mati.
Di dasar laut ada sebuah batu besar dan Tokek melekatkan dirinya pada batu besar itu.
Di dekat batu besar ini ada sebuah mata air yang digali.
Waktu itu anak-anak ikan biasa datang mengambil air di dekat batu itu.
Tidak lama kemudian Tokek itu mulai berbunyi atau bersuara katanya : "Tokek.. .... Tokek."
Mendengar suara Tokek, ikan-ikan keci terkejut dan lari berhamburan kembali ke rumah.
Waktu ditanya : "Kenapa kamu kembali?"
Anak-anak ikan menjawab : "Disana ada seekor bintang yang aneh dan selalu berbunyi Tokek. Binatang apa kami pun tidak tahu!"
"Ah coba kamu pergi lagi."
Ikan-ikan itu pergi lagi dan sambil mereka mengambil air Tokek berbunyi lagi : "Tokek... Tokek."