Warga Ende korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air: isak tangis keluarga sambut jenazah Olus
POS-KUPANG.COM - JENAZAH Teofilus Lau Ura Dari alias Olus, korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak, tiba di Kabupaten Ende, Jumat (22/1). Jenazah diterbangkan dari Jakarta dengan pesawat Citilink.
Setelah transit di Bandara El Tari Kupang, jenazah Olus diberangkatkan menggunakan Wings Air dan mendarat di Bandara Hasan Aroeboesman Ende pukul 09.00 Wita.
Sedangkan jenazah Selfi Lio akan tiba di Ende hari ini, Sabtu (23/1). Jenazah Olus diterima Bupati Ende Djafar Achmad dan Dandim 1602 Ende Letkol Inf Nelson Paido Makmur. Turut hadir ibunda Olus, Dementria Ledi Vita Eta beserta sejumlah anggota keluarga.
Baca juga: Nadin Amizah: Akui Salah
Isak tangis keluarga mewarnai penyambutan jenazah Olus. Selanjutnya jenazah Olus dibawa dengan mobil ambulans menuju kampung halamannya di Desa Pora, Kecamatan Wolojita. Tiba di rumah duka pukul 12.00 Wita.
Dementria tak jauh dari peti jenazah Olus. Sesekali ia berdiri, memeluk dan mencium peti jenazah. Ia larut dalam kesedihan yang mendalam.
Baca juga: Hery-Heri Jadi Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Terpilih, Hery Nabit: Terima Kasih Deno-Madur
Di rumah duka, dilaksanakan penandatangan akta kematian. Sebelum tanda tangan, Dementria sejenak memandangi akta kematian Olus yang tergeletak di atas meja depan rumah duka. Matanya berkaca-kaca.
Setelah merasa siap, Dementria merapikan kain adat Lio yang ia kenakan. Tangannya bergetar ketika menggariskan tanda tangan di akta kematian Olus. Usai tanda tangan, ia meletakan pulpen lalu mengusap wajahnya.
Dementria didampingi Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Ende, Lambertus Sigasare. Benediktus Beke, anggota keluarga lainnya, ikut menandatangani akta kematian.
Kemudian akta kematian berisi dalam map, diserahkan oleh Lambertus kepada Dementria. Dementria mencium lalu mendekap akta kematian Olus.
Ayah Olus tidak tampak di rumah duka. Informasinya, Ia sudah sekitar 18 tahun merantau di Malaysia. Sewaktu berangkat, Olus masih kecil.
Benediktus Beke mengatakan, jenazah Olus merupakan jenazah ke 40 dari 60 jenazah yang berhasil diidentifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Artinya keluarga menunggu selama kurang lebih 20 hari sejak DIV melakukan identifikasi para korban.
"Kami mendapat kabar hari Rabu (20/1) dari pihak Sriwijaya bahwa jenazah Olus berhasil diidentifikasi melalui tes DNA, cocok dengan mamanya. Kami bersyukur akhirnya berhasil diidentifikasi," ujar Benediktus.
Benediktus sempat ke Jakarta. Ia bersama tiga orang anggota keluarga dan ibunda Olus tiba di Jakarta, Minggu (10/1), sehari setelah kecelakaan pesawat Sriwijaya SJ 182. Mereka membuat pengaduan ke pihak Sriwijaya bahwa Olus dan calon istrinya Selfi Lio ada dalam pesawat naas tersebut. Namun nama keduanya tidak tercantum dalam daftar manifes penumpang.
Setelah ditelusuri ternyata Olus dan Selfi mengunakan KTP orang lain. Olus memakai KTP Feliks Wenggo sedangkan Selfi menggunakan KTP Beatrice Alomau.
Benediktus mengatakan, problem identitas ini tentu berdampak pada urusan santunan baik dari pihak Sriwijaya dan Jasa Raharja. Ia berharap semua pihak terutama Pemerintah Kabupaten Ende bisa membantu agar hak-hak Olus dan Selfi bisa terpenuhi.
Ia mengapresiasi Pemkab Ende melalui Dukcapil datang ke rumah duka untuk menyerahkan dokumen-dokumen . "Ini luar biasa. Biasanya masyarakat yang ke kantor tetapi mereka datang sampai ke kampung," ujarnya.
Kepala Dinas Dukcapil Kabupaten Ende, Lambertus Sigasare menegaskan, data-data Olus sebagai warga Kabupaten Ende lengkap, hingga akte kematian sudah dibuat. "Kita sudah cek, lengkap," katanya.
Menurutnya, jika pihak maskapai membutuhkan data-data Olus terkait urusan santunan maka Pemkab Ende siap memberikan. Bila perlu Pemkab Ende akan membuat pernyataan ke pihak maskapai sehingga hak-haknya bisa dipenuhi.
Kepala Jasa Raharja Perwakilan Ende, Priatmodjo mengatakan, jenazah penumpang asal Ende sudah teridentifikasi.
Mengenai santunan, management Jasa Raharja berkoordinasi dengan Sriwijaya mengenai penegasan status penumpang. "Kita tunggu hasil koordinasi management Jasa Raharja dan Sriwijaya," katanya. (oris goti)