Tuan Guru Bajang Didatangi Sandiaga Uno, Bahas Prospek Pariwisata NTB, Ini Doa Netizen untuk TGB

Penulis: Agustinus Sape
Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dari kiri: Tuan Guru Bajang, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.

Grand Syeikh Universitas Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmed Al-Tayeb, M.A., menilai tokoh al-Azhar yang satu ini menonjol dalam mengukuhkan moderasi beragama (wasathiyyah al-Islam), nilai-nilai kebangsaan (muwathanah), dan nilai-nilai hidup berdampingan secara rukun dan damai (ta'ayusy silmi).

Dalam konteks sosial-politik-religius di Indonesia, wasathiyyah Islam akan terus menemukan kontekstualisasinya. Kekerasan atas nama agama, intoleransi beragama, dan ekstimisme destruktif masih menghantui kebangsaan kita semua.

Kasus terakhir, tahun 2020, kekerasan agama kembali mencuat di India. Padahal, masyarakat dunia sedang menderita wabah pandemi Covid-19. Ini artinya intoleransi beragama adalah penyakit menahun akut.

Tidak heran apabila Menteri Agama (Menag) RI, Fachrul Razi, turut serta prihatin melihat India begitu bringas terhadap umat muslim.

Padahal, sejarah panjang mereka dalam hidup berdampingan tercatat dalam sejarah.

Dengan kata lain, wabah dan pandemi kemanusiaan ini tidak memandang situasi dan kondisi.

Jika ingin meledak, perhatian dunia pada Covid-19 tetap tidak mampu menghentikannya.

TGB Zainul Majdi adalah figur yang dipercaya Al-Azhar untuk terus berjuang di garda depan penegakan Islam Washathiyah, yang toleran, humanis, serta menjunjung kerukunan dan keadilan.

Tahun 2020 di tengah pandemi Covid-19, kekerasan atas nama agama di Indonesia cukup mereda.

Namun, di tahun 2019, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyayangkan tingginya angka kekerasan yang mengatasnamakan agama di masa Presiden Joko Widodo jilid I.

KontraS mengatakan, “pelaku kekerasan dilakukan oleh sesama masyarakat sipil (163 kasus). Kemudian Pemerintah (177 kasus), Ormas (148 kasus), dan Polisi (92 kasus),” (Republika, 22/10/2019).

Khusus tekait Covid-19 dan kebijakan New Normal dari pemerintah, TGB Majdi mengatakan, “tidak sesederhana tulisan-tulisan di media massa.

Perubahan pasca Covid-19 memiliki implikasi sangat luas dalam kehidupan kegamaan.

Oleh sebab itlah, seluruh Azhariyyin (alum al-Azhar) harus lebih serius lagi berkontribusi, baik dalam bentuk pemikiran maupun program kemasyarakatan, negara dan bangsa.”

Ini dapat diartikan, jiwa pandemi Covid-19 tidak ditangani dengan baik maka tidak tertutup kemungkinan terjadi protes massa yang melahirkan chaos dan konflik sosial.

Halaman
1234

Berita Terkini