POS-KUPANG.COM | WAINGAPU -- Sejak 1 Januari 2021 hingga sekarang di Kabupaten Sumba Timur sudah terdapat lima kasus penyakit demam berdarah dengue ( DBD). Dari lima kasus itu, tidak ada kasus meninggal dunia.
Hal ini disampaikan Plh. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, Tinus Ndjurumbaha, S.KM , Jumat (22/1/2021).
Menurut Tinus, sejak 1 Januari 2021 sampai sekarang sudah ada lima kasus DBD di Sumba Timur dan tidak ada kasus kematian.
Baca juga: 11 Kasus DBD di Manggarai, Ini Penjelasan Nobertus Burhanus
"Jumlah kasus ini sejak 1 Januari dan tidak ada kasus kematian. Kita berharap kasus ini terus ditekan agar tidak bertambah, apalagi terjadi kematian," kata Tinus.
Didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Jonker H.A. Telnoni, S.KM, Tinus menjelaskan, untuk kasus DBD memang Kabupaten Sumba Timur pernah menjadi perhatian, yakni di tahun 2019, yang mana terjadi kejadian luar biasa (KLB), namun pada tahun 2020 angka kasus DBD dapat ditekan.
Baca juga: 2 Rumah di Desa Liakutu-Sikka Terbakar, Ini Kronologi dan Kerugiannya
"Untuk tahun 2020, kasus DBD sebanyak 70 kasus. Dari jumlah itu tidak ada kasus kematian," kata Tinus.
Dijelaskan, untuk pencegahan dan pengendalian, Dinas Kesehatan mengajak seluruh komponen masyarakat agar terlibat dan bersama-sama.
"Strategi pencegahan kita lakukan mulai dari tingkat kabupaten sampai di tingkat desa/kelurahan, bersama pemerintah kecamatan, puskesmas, maupun puskesmas pembantu," katanya.
Dikatakan, upaya pencegahan yang dilakukan, selain membagikan kelambu anti nyamuk secara masal, juga upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Bahkan, lanjutnya, ada juga kegiatan kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.
"Kegiatan pencegahan lainnya, yakni abatesasi, yang dilakukan mulai dilakukan di seluruh puskesmas," ujarnya.
Sedangkan bagi penderita yang ditemukan baik di puskesmas pembantu atau puskesmas, maka langsung dilakukan pengobatan, sehingga tidak ada lagi penderita yang di rumah.
Kabid P2P, Jonker H.A . Telnoni, S.KM mengatakan, kasus DBD di tahun 2019 di Sumba Timur memang tinggi, yakni mencapai 895 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 18 kasus.
"Melihat kasus ini, maka kita lakukan penelusuran kemudian dan juga secara kolaboratif antara pemerintah, masyarakat dan stakeholder lain untuk lakukan pembenahan dan pencegahan. Upaya ini terutama adalah PSN dan kita berhasil tekan angka kasus DBD di Sumba Timur tahun 2020," kata Jonker.
Dikatakan, penanganan DBD di tahun 2020 lebih baik dari tahun sebelumnya, terutama dalam hal kecepatan menemukan kasus dan menangani.
Sedangkan di tahun 2019 adanya keterlambatan menemukan kasus, sehingga saat ditemukan sudah kritis dan akhirnya meninggal dunia.