Pidato HUT NTT ke-63, Pemerintah Provinsi NTT Sampaikan Berbagai Pencapaian  

Penulis: Ryan Nong
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Viktor Laiskodat dan Yosef Naesoi saat dilantik Jadi Gubernur NTT

Untuk balita wasting mengalami penurunan sebesar 7,9% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 8%. Sedangkan untuk balita underweight mengalami penurunan sebesar 17,9% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 20,2%.

Pembentukan sumber daya manusia NTT yang berkualitas harus dikerjakan dengan cara yang luar biasa melalui inovasi yang terus menerus, bahkan sejak anak masih dalam kandungan ibu. Penanganan masalah gizi spesifik balita ini dilaksanakan melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan balita KEK di 22 Kabupaten/Kota.

Pemerintah Provinsi juga telah menetapkan 8 (delapan) Aksi Konvergensi dengan 25 indikator komposit, di antaranya terdiri dari indikator gizi spesifik dan sensitif yang digunakan untuk analisa penyebab stunting hingga tingkat desa, termasuk perawatan anak-anak gizi buruk, imunisasi, air bersih dan sanitasi serta akses ke Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD. Saya mengharapkan adanya perhatian yang serius dari seluruh jajaran pemerintah agar stunting dapat ditekan sampai angka nol untuk membebaskan NTT dari beban kehilangan generasi (lost generation).

Bidang pendidikan,  Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota terus berupaya meningkatkan kesempatan masyarakat dalam mengenyam pendidikan pada tiap jenjang pendidikan, yang tergambar dari besaran Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). 

Pada Tahun 2019, realisasi APK masing-masing untuk tingkat pendidikan SD sebesar 99,45%, SMP 103,57% dan SMA/SMK 92,33%. Sedangkan, realisasi APM, untuk jenjang pendidikan SD sebesar 83,87%, SMP 73,54% dan SMA/SMK 63,51%. 

Selain itu, Pemerintah juga terus melakukan penataan Pendidikan SMK agar menjadi sumber inovasi untuk memproduksi tenaga kerja terampil yang relevan dengan pengembangan potensi daerah. Pemerintah mempersiapkan sekolah standar sebagai model pengembangan mutu dan daya saing SMA dan SMK secara nasional.

Untuk menciptakan generasi masa depan NTT yang produktif dan berdaya saing tinggi, pembangunan pendidikan di Nusa Tenggara Timur lebih difokuskan pada pendidikan yang membentuk kemampuan literasi, numerasi dan pendidikan karakter. Pendidikan literasi ditujukan pada penguasaan atau kemampuan membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing, kemampuan numerasi ditujukan untuk penguasaan teknologi dan sains serta pendidikan karakter ditujukan untuk membentuk etika dan budi pekerti.

Bidang Pariwisata, Sama seperti di belahan dunia lainnya, pariwisata NTT juga mengalami pukulan hebat sebagai dampak dari pandemi covid-19 ini. Berdasarkan data BPS, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman selama periode Januari sampai dengan Agustus 2020 mencapai 3,41 juta kunjungan atau turun 68,17 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2019.

Sedangkan Tingkat Penghunian Kamar atau TPK Hotel Berbintang pada bulan Agustus 2020 mencapai 32,93 persen atau turun 21,21 poin dibanding TPK Agustus 2019, tetapi mengalami kenaikan sebesar 4,86 poin dibandingkan TPK Juli 2020. Kenaikan TPK ini membangkitkan optimis kita bahwa pariwisata NTT dapat berkembang di saat pandemi asalkan kita kemas dengan baik dan selalu menerapkan protokol kesehatan.

Kedepan, Pemerintah Provinsi NTT akan menyusun pedoman dalam bentuk Peraturan Gubernur terkait Protokol Kesehatan Kepariwisataan New Normal di NTT, untuk menjamin terselenggaranya aktivitas pariwisata yang aman dan nyaman terhadap penularan covid 19 bagi wisatawan, pelaku usaha pariwisata serta masyarakat di sekitar destinasi wisata.  Hal ini menjadi landasan antisipatif terhadap ledakan pariwisata di tahun 2021 menyusul rencana vaksin oleh hampir semua negara, termasuk Indonesia.

Saat pandemi ini berlangsung, Pemerintah tetap berupaya produktif dengan membenahi sektor pariwisata di daerah ini, khususnya pembenahan terhadap destinasi maupun industri pariwisata serta ekonomi kreatif. Pada tahun ini, Pemerintah Provinsi NTT telah melakukan pembangunan 7 Kawasan Pariwisata, yaitu Pantai Liman di Kabupaten Kupang, Kawasan Fatumnasi Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kawasan Wolwal di Kabupaten Alor, Kawasan Lamalera Kabupaten Lembata, Kawasan Koanara di Kabupaten Ende, kawasan Praimadita di Kabupaten Sumba Timur dan Kawasan Mulut Seribu Kabupaten Rote Ndao.

Di ketujuh kawasan tersebut telah dibangun fasilitas berupa cottage, restaurant dan home stay. Agar sarana dan prasarana tersebut dapat bermanfaat sebagaimana mestinya maka penataan berkelanjutan dengan mengandalkan pariwisata berbasis masyarakat.

Masyarakat setempat harus disiapkan untuk menyediakan rantai pasok yang berasal dari komoditi setempat, bahkan masyarakat harus disiapkan untuk mengolah komoditi yang ada agar dapat memperoleh nilai tambah dari hasil produksinya. Tiap kawasan pariwisata diharapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.  Itulah sesungguhnya cara berpikir “pariwisata sebagai prime mover” untuk sektor pertanian, peternakan, kelautan perikanan serta perindustrian dan perdagangan.

Masyarakat harus terlibat dalam semua mata rantai ekonomi pariwisata sehingga terjadi penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Pengembangan industri pariwisata selalu berhubungan erat dengan pelaksanaan promosi. Sebelum adanya pandemi ini, tepatnya pada medio Februari lalu, NTT telah berpartisipasi pada promosi pariwisata internasional Festival Bunga dan Buah di Ambato Equador.

Halaman
1234

Berita Terkini