Di Ngada Wisata Kopi Jadi Alternatif untuk Wisatawan

Penulis: Gordi Donofan
Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana kegiatan di Beiwali Bajawa Kabupaten Ngada, Desember 2020.

POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Sejumlah perkumpulan anak muda dari berbagai komunitas di Ngada mengikuti diskusi dan belajar bersama.

Diskusi dan belajar bersama itu membahas tentang wisata kopi untuk mendukung pembangunan pariwisata di Kabupaten Ngada.

"Selama dua hari sejak senin 30-01Desember 2020, perkumpulan anak muda dari berbagai komunitas di Ngada mengikuti diskusi dan belajar bersama tentang rantai Kopi untuk mendukunug wisata Kopi," ujar Ketua Lapmas Ngada Rikardus Nuga kepada POS-KUPANG.COM Senin (7/12/2020).

Baca juga: Pilkada Manggarai 2020, Hari ini KPU Manggarai Distribusi Logistik Ke 8 Kecamatan Terjauh

Rikardus menyebutkan Ngada merupakan kabupaten penghasil kopi Arabika terbesar di NTT dan wisata Kopi seharusnya sudah ada namun saat ini belum ada yang lirik potensi ini.

Sehingga Lembaga Advokasi dan Penguatan Masyarakat Sipil (Lapmas) bekerjasama dengan Ricolto dan MPIG AFB menyelenggarakan pelatihan Agrowisata Kopi bagi kaum muda dan pengembangan Rantai Kopi.

Baca juga: Sumur Bor di Dusun Enak-Sikka Tidak Beroperasi, Camat Nelle Surati P2AT

"Ini sebagai persiapan kedepan bilamana ada wisatawan baik mancanegara maupun domestik yang berkunjung ke Ngada hanya untuk Kopi maka kita sudah menyediakan tenaga pemandu maupun lokasinya," jelasnya.

Sementara itu Fan Nua dan Dion Tunga dari Langa Trekking Community (LTC) mengaku sangat bangga bisa mengikuti kegiatan ini karena bagi mereka ini merupakan bagian dari pengembangan jejaring bagi pemandu wisata.

"Kami sudah sejak lama bergelut dalam dunia pariwisata dan telah memulai dengan wisata kopi namun dengan pelatihan ini wawasan kami tentang kopi jadi bertambah,"ujar Fan dan Dion.

Dion menyebutkan pelatihan ini diikuti oleh orang muda yang kesehariannya bergelut dalam dunia kopi diantaranya orang muda dari Desa Sarasedu - Golewa, Langa Trekking Community dan dari orang muda desa Beiwali dan Wawowae.

Selama dua hari peserta belajar tentang Agrowisata Kopi mulai dari pembuatan sketsa tour, penghitungan paket dan belajar tentang teknik budidaya, pasca panen dan menyajikan kopi dalam cangkir. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)

Berita Terkini