Peran WKRI Ditengah Pandemi, Yuk Simak !
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam Talkshow bersama jurnalis Pos Kupang, Apolonia Matilde Dhiu memaparkan berbagai kegiatan yang dilakukan dalam masa pandemi.
Ketua WKRI DPD NTT, Ursula Dando Lio, S.IP, M.M., mengatakan, kehadiran WKRI di manapun di Indonesia, harus bisa melihat persoalan secara nasional dan sampai ke akar rumput.
"Soal bagaimana sampai ke pelosok untuk mencari, menemukan mereka yang belum tersentuh adalah untuk menjawab satu kegelisahan tentang peran perempuan yang belum terlalu nampak ke permukaan" kata Ursula.
Diusia yang ke 96, lanjutnya, WKRI perlahan - lahan terus melakukan pendekatan dan advokasi ke berbagai kabupaten dan juga ke paroki - paroki.
"Sesungguhnya WKRI itu sudah hadir namun sudah lama tertidur dan kita berusaha untuk membangkitkannya kembali" ungkapnya.
Ursula sedikit memberikan gambaran mengapa semua wanita yang ada di WKRI begitu peduli dan begitu semangat mengorbankan waktu dan kesempatan untuk mengunjungi ibu - ibu yang ada di daerah terpencil bahkan juga di Kota Kupang.
"131 juta jiwa wanita ada di Indonesia. Ini berarti, sebagian besar penduduk Indonesia itu adalah perempuan dan penyumbang setengah dari SDM bangsa ini juga pasti perempuan" ujarnya.
Sejak pandemi Covid-19, kata Ursula, banyak perempuan Indonesia yang bergantung pada usaha keluarga dan hasil survey menggambarkan bahwa 82 persen diantaranya perempuan itu mengalami penurunan pendapatan cukup tinggi.
"Lalu ada 32 persen perempuan pekerja informal harus mengurangi waktu bekerja berbayar untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Mereka harus mengorbankan separuh waktunya" katanya.
Pembatasan sosial dalam masa pandemi juga sangat berpengaruh terhadap perempuan. Sebanyak 62 persen perempuan dan 61 persen laki - laki menghabiskan waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
"Angka ini menunjukkan bahwa perempuan memikul beban yang cukup berat sebenarnya. Dari aspek ekonomi mereka juga sudah terganggu lalu kerumah tangga, beban terberatnya juga ada di perempuan. Lalu mereka harus punya waktu untuk tanggungjawab lain. Yang pasti bahwa waktu untuk diri sendiri itu sudah mulai tergerus" urainya.
"Resesi dan pandemi Covid telah memperbesar dampak bagi perempuan baik di sisi keamanan ekonomi pekerjaan dan representasi politik hingga kesehatan" tambahnya lagi.
Banyak fakta menunjukkan bahwa perempuan terdampak secara tidak proporsional oleh pandemi covid ini sendiri. Meski demikian, masih ada harapan karena perempuan itu unik.
"Dia memiliki kemampuan multitasking. Dia bisa mengerjakan pekerjaannya dengan sukacita dengan penuh kegembiraan. Yang sulitpun kalau dia sudah mau bekerja dia akan bekerja dengan penuh tanggung jawab demi keluarganya, demi rumah tangga dan anak - anaknya" kata Ursula.
Dalam kerangka untuk membantu pemerintah, WKRI yang adalah organisasi perempuan harus hadir untuk negara, untuk daerah dan untuk perempuan di lingkungan gereja masyarakat terkecil.