Di balik perjuangan para pemuda pemudi saat itu, terdapat beberapa fakta unik seputar Hari Sumpah Pemuda yang patut kamu ketahui.
1. Diikuti sekitar 700 peserta dari berbagai suku di Indonesia
Dilansir dari Kompas.com, Kongres Pemuda II yang menjadi cikal bakal Sumpah Pemuda diikuti oleh peserta yang jumlahnya mencapai 700 orang dari berbagai suku di Indonesia.
Para peserta Kongres Pemuda II berasal dari berbagai organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, di antaranya Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI), dan Pemuda Kaum Betawi.
Namun dari sekian banyak peserta, tercatat hanya ada 6 pemudi yang ikut serta dalam peristiwa bersejarah ini.
Dilansir Grid.ID dari Bobo.grid.id, mereka di antaranya Dien Patow, Emma Poeradiredjo, Jo Tumbuan, Nona Tumbel, Poernamawoelan, dan Siti Sundari.
WR Supratman, sang pencipta lagu Indonesia Raya. (TRIBUNNEWS)
2. Awalnya tak disebut sebagai Sumpah Pemuda
Dilansir dari laman Tribun Manado, ikrar Sumpah Pemuda yang dibacakan dalam Kongres Pemuda II dirumuskan oleh Mohammad Yamin.
Pada kongres tersebut, Yamin bertugas sebagai sekretaris sekaligus perumus tunggal dari naskah Sumpah Pemuda.
Akan tetapi pada waktu itu, baik peristiwa maupun rumusan ikrar tersebut tak memiliki sebutan atau judul tertentu seperti yang kita kenal sekarang.
Penyebutan istilah Sumpah Pemuda baru diberlakukan resmi sejak tahun 1959 dengan dikeluarkannya Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 yang menetapkan Hari Sumpah Pemuda sebagai Hari Nasional.
3. Lagu Indonesia Raya diperdengarkan tanpa syair
Lagu kebangsaan Indonesia Raya memiliki kaitan erat dengan peristiwa Sumpah Pemuda karena pada hari itu lagu ini diperdengarkan untuk pertama kalinya di hadapan para peserta Kongres Pemuda II.
Lagu ini diciptakan dan dibawakan oleh Wage Rudolf Supratman atau yang dikenal sebagai WR Supratman.
Mengingat Kongres Pemuda II mendapat pengawasan ketat dari polisi Belanda, lagu ini akhirnya hanya dimainkan dengan instrumen biola tanpa menggunakan syair.