Berita Kupang Hari Ini

Banyak Orang Selamat dalam Peperangan karena Ia Membungkuk dan Bila Perlu Tiarap

Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pdt Dr Mesakh Dethan tengah diapit oleh Pdt. Mesakh Pinis, M.Th (kiri berbaju merah) dan Pdt.Dina Dethan Penpada, M.Th (kanan) dan para penatua, diaken dan pengajar GMIT Teunmes Oekaka, Klasis Amabi Oefeto, Minggu, 18 Oktober 2020.

Hal kedua yang bisa renungkan adalah bahwa "Esau menampilkan wajah Allah". Esau yang dikhianati Yakob dalam cerita ini berubah total. Ia tidak menampilkan kemarahannya, tetapi justru menunjukkan sikap-sikap yang membuat perdamaian tercipta dan pengampunan terwujud:
a) Ia berlari menyosong adiknya (ayat 4)
Esau berlari mendapatkan Yakob, bukan dengan amarah, melainkan dengan kasih.

Dan, sebagai orang yang sepenuh hati berdamai dengannya, ia menerima Yakub dengan segala kasih sayang yang bisa dibayangkan. Didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia.

b) Dari sikapnya Esau ini Yakob melihat wajah Allah pada diri Esau dan bukan wajah Iblis yang penuh amarah dan dendam kesumat(ayat 10 )
"jikalau aku telah mendapat kasihmu, terimalah persembahanku ini dari tanganku, karena memang melihat mukamu adalah bagiku serasa melihat wajah Allah, dan engkaupun berkenan menyambut aku" (Kejadian 33:10).

Lebih jauh menurut pakar Perjanjian Baru tamatan Universitas Heidelberg Jerman ini persaudaraan tidak bisa putus karena masalah dan dendam dan ini yang ditunjukkan dalam kisah Esau dan Yakob tersebut.

Ada pepatah orang Rote: Persaudaraan seumpama air terjun yang mengalir, dimana orang dengan kemarahannya tidak bisa memotong putus aliran air itu sekalipun dengan parang yang tajam.

Kita melihat ketika dendam mencair dan masalah terselesaikan yang ada hanyalah percakapan keakraban antar saudara, tidak ada lagi makian, dan ungkit mengungkit kesalahan. Mereka saling berlomba untuk menunjukkan keramahan dan kebaikan.

Percakapan Yakob dan Esau pada waktu bertemu berisikan keramahtamahan:
c) Tentang keluarga (ay. 5-7)
d) Tentang persembahan yang telah dikirim (ay.8-11)
e) Tentang kelanjutan perjalanan mereka (ay. 12-15).
Dr. Mesakh Dethan meyimpulkan bahwa sikap rendah hati dan berserah diri akan sangat berhasil dalam menghilangkan amarah.

Banyak orang selamat dari peperangan karena mereka dengan rela merendahkan diri: peluru terbang melewati orang yang membungkuk dan ini ditunjukan oleh Yakob.Bukan pada orang yang dengan sombongnya berlari menyongsong peluru.

Menurut Mesakh Dethan, mantan wartawan Pos Kupang Pencetus rubrik bahasa Kupang "Tapaleuk" ini "Kesediaan mengampuni orang lain justru membuat kita menampilkan wajah Allah yang penuh kasih dan ini ditunjukan oleh Esau. Jangan pelihara dendam karena dendam adalah penyakit yang merusak diri dan kepribadian kita".

Alber Einstein pernah berkata: , Orang lemah membalas dendam. Orang kuat memaafkan. Orang cerdas melupakan kesalahan".Marilah kita saling mengampuni karena kita telah diampuni Tuhan Allah dalam diri Yesus. Amin. Demikian Mesakh Dethan menutup khotbahnya. *

Berita Terkini