Dalam pasal 32, bagaimana kita melihat pergumulan Yakob, antara takut dan keragu-raguan untuk pergi bertemu dan meminta maaf pada Esau. Ia takut kakaknya masih memarahi dirinya dan membunuhnya.
Sehingga kita lihat dalam cerita ini Yakob berusaha atur strategi untuk bertemu kakaknya. Tetapi ia juga berdoa kepada Tuhan Allah untuk menolongnya dalam pergumulan itu.
1 Yakubpun melayangkan pandangnya, lalu dilihatnyalah Esau datang dengan diiringi oleh empat ratus orang. Maka diserahkannyalah sebagian dari anak-anak itu kepada Lea dan sebagian kepada Rahel serta kepada kedua budak perempuan itu.
2 Ia menempatkan budak-budak perempuan itu beserta anak-anak mereka di muka, Lea beserta anak-anaknya di belakang mereka, dan Rahel beserta Yusuf di belakang sekali.
3 Dan ia sendiri berjalan di depan mereka dan ia sujud sampai ke tanah tujuh kali, hingga ia sampai ke dekat kakaknya itu.
Yakob berjalan di depan mereka semua (lih. Kej 33:3). Jika mereka harus terbunuh, ia akan terbunuh terlebih dahulu. Nampak disini Yakob menyusun strategi menjaga keselamatan orang-orang yang dikasihinya, tetapi akhirnya dia lebih percaya akan kuasa dan perlindungan yang dijanjikan Tuhan Allah. Makanya ia sendiri berjalan di depan mereka semua.
Apa yang bisa kita pelajari dari kisah perseteruan dari Yakob dan Esau ini: pertama, Yakob sadar akan kesalahannya.
"Dan ia sendiri berjalan di depan mereka dan ia sujud sampai ke tanah tujuh kali, hingga ia sampai ke dekat kakaknya itu" (Kej. 33:3).
Hal ini mengindikasikan beberapa hal antara lain:
a. Ia bertanggungjawab dengan perbuatannya, ia tidak mau lempar tanggungjawab pada orang lain.
b. Ia sadar bahwa ia sudah salah makanya ia merendahkan diri dengan sujud sampai tujuh kali.
Yakob yang telah kaya raya, justru mau tunduk dan berlaku sebagai seorang hamba yang sujud pada tuannya. Ia menganggap kakaknya adalah raja.
Menurut Meredith G. Klinesikap Yakob ini sebuah bentuk sikap perendahan diri seorang hamba kepada tuannya atau rajanya. (lihat Meredith G. Kline dalam New Bible Commentary, Third Edition, Guthrie, dkk, Inter Varsity Press, Leicester-England, 1970, hlm., 114)
c. Yakob berdoa kepada Allah untuk minta pertolongan (Kej. 32: 9-12).
Banyak orang yang sudah salah tapi justru bersikap tinggi hati dan arogan. Itu membuat konflik tambah besar dalam sebuah persoalan.
Tapi kita lihat sikap Yakob ini justru membuat Esau yang memiliki dendam dan telah datang dengan dikawal oleh 400 pasukan justru melunak, dan berlari menyonsong adiknya.
Ia memaafkan Yakob adiknya. Sikap Esau ini membuat Yakob mengakui seperti melihat cahaya wajah Allah dalam diri Esau.