Banyak Orang Selamat dalam Peperangan karena Ia Membungkuk dan Bila Perlu Tiarap
POS-KUPANG.COM - "Banyak orang selamat dari peperangan, karena mereka membungkuk atau merendahkan dirinya: peluru terbang melewati orang yang membungkuk, atau bahkan bila perlu ia tiarap, dan bukan membuat dirinya seolah jagoan, berjalan membusung dada menyambut peluru musuhnya.:
Kita belajar dari Yakob yang "tiarap tujuh kali" (ia sujud sampai ke tanah tujuh kali) hingga ia ke dekat kakaknya Esau. Seringkali tidak sedikit orang yang sudah melakukan kesalahan, tetapi justru bersikap tinggi hati dan arogan.
Dan bertingkah aneh-aneh dan membuat konflik makin besar. Andil perdamaian Yakob dan Esau dalam Kisah Kejadian 33:1-20, memang juga bergantung pada sikap Yakob yang mau mengakui kesalahannya dan bersikap merendahkan dirinya.
Baca juga: Rakyat Timor Leste kini Nyesal Pisah dari NKRI,Kekayaan Akan Habis:Kami Tidak Memiliki Apa-apa Lagi
Dan itulah juga yang membuat Esau berlari menyongsong adiknya", demikian cuplikan kesimpulan pemikiran dari Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, Dosen Pasca Sarjana Teologi Universitas Kristen Artha Wacana Kupang dalam khotbahnya pada Kebaktian Minggu Bulan Keluarga dan Penutupan Kegiatan Pengabdian Masyarakat Dosen dan mahasiswa IAKN di GMIT Teunmes, Oekaka, Klasis Amabi Oefete Timur, yang dilayani oleh Pdt. Mesakh Pinis, M.Th, Minggu, tanggal 18Oktober 2020.
Pdt. Dr Mesakh Dethan mengawali khotbahnya dengan mengutip pemikiran dari Martin Luther Jr. yang mengatakan "kegelapan tidak bisa mengusir kegelapan; hanya cahaya yang bisa melakukan itu. Benci tidak bisa mengusir kebencian; hanya cinta yang bisa melakukannya", demikian kata-kata bijak dari Martin Luther Jr.
Baca juga: BREAKING NEWS : Seorang ASN di TTU Diduga Setubuhi Anak di Bawah Umur Hingga Positif Hamil
Kata-kata bijak ini terbukti dalam kisah dua orang saudara kembar yang berseteru yakni Esau dan Yakob. Kebencian dan kemarahan Esau tidak nampak dalam kisah ini (Kejadian 33:1-20), Esau justru berlari menyongsong Yakob, memeluk dan merangkulnya.
"Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka (Kej. 33:4)".
Esau sepertinya telah melupakan semua perbuatan curang Yakob adiknya. Yakob telah merampas hak kesulungannya dengan cara menipu ayahnya.
Bahkan sewaktu dalam proses lahir pun Yakob telah berupaya menjegalnya. (Kej. 25:24-26 24 Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya.
25 Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau.
26 Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir).
Memperbaiki hubungan yang rusak seringkali bukanlah perkara yang mudah. Ada banyak faktor yang seringkali membuat kita sulit berdamai dengan orang atau rela untuk memaafkan orang yang berlaku jahat pada kita.
Mungkin karena kita gengsi dan ego kita yang tinggi. Kalau kita ditanya mana yang lebih sulit memaafkan orang atau meminta maaf pada orang, kedua-duanya kadang sulit untuk dijawab. Karena faktor ego itu
Dari pihak yang Yakob sendiri, sebagai pemicu konflik, ia merasa berhutang pada kakaknya ketika ia belum berdamai.