Timor Leste baru resmi diakui sebagai negara secara internasional 3 tahun setelah pemungutan suara, yaitu pada 2002.
Bertahun-tahun setelah merdeka, mantan Perdana Menteri Timor Leste , Xanana Gusmao tiba-tiba membeberkan permasalahan pokok negara itu, yakni kemiskinan.
Gusmao mengaku pesimistis rakyat Timor Leste akan keluar dari zona krisis kemiskinan.
Gusmao mengungkapkan bahwa Timor Leste memiliki dana abadi dengan nominal ratusan triliunan rupiah.
Dana itu, katanya, sekarang tersimpan di Bank New York, Amerika Serikat
Namun, dia mengatakan, meski dana ratusan triliun rupiah itu cair, 10 tahun mendatang Timor Leste akan menjadi negara yang mati.
Melansir dari The Oekui Post, Rabu (16/9/2020), laporan trimestral dari Banco Central Timor Leste (BCTL), baru-baru ini mengumumkan bahwa jumlah dana perminyakan Timor Leste yang tersimpan di Bank New York sebesar 18,4 miliar dolar AS (Rp 273 triliun – kurs Rp 14.840).
Mulai tahun 2021, Pemerintah Timor Leste akan menggunakan uang simpanan itu sebagai kebutuhan belanja negaranya sebesar 1,4 miliar dolar AS atau Rp 20,77 triliun.
Sehubungan dengan hal itu, banyak orang yang mulai berpikir dan prihatin terhadap keberlanjutan kondisi keuangan Timor Leste.
Sebuah seminar digelar di negara itu untuk mendiskusikan segala prioritas anggaran nasional Timor Leste.
Dalam acara itu, mantan PM dan juga pejabat kharismatik Timor Leste, Xanana Gusmao percaya bahwa negaranya memiliki uang yang disimpan di Bank New York.
Gusmao juga sangat percaya bahwa Rancangan Anggaran Negara akan lolos di tingkat parlemen, karena memiliki suara mayoritas.
“Anggaran bisa saja lolos, tetapi prosedurnya yang bermasalah,” katanya.
Ia menambahkan, dana perminyakan masih ada.
Tetapi menurutnya, jikalau pemerintahan Taur Matan Ruak memimpin hingga 10 tahun lagi, semua orang akan mati.