Suara yang keluar dari alat itu menginstruksikan Rima untuk memperhatikan pelajaran pada buku yang berada di depannya.
Suara dari HT itu adalah milik Hafsah, guru Rima di SMPN 3 Satu Atap (Satap) Punik, Batu Lanteh.
Baik Hafsah mapun Rima sedang melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dari rumah menggunakan HT.
Metode ini digunakan oleh para murid dan guru di sekolah tersebut karena mereka tidak bisa menggunakan ponsel pintar mengingat kawasan tersebut tidak terjangkau sinyal telepon.
Hanya ada sejumlah titik saja yang bisa dijangkau sinyal.
• Tinjau Pembelajaran Jarak Jauh Mendikbud Nadiem Makarim Sebut KBM Tatap Muka Paling Efektif, Setuju!
Rima mengaku sangat terbantu belajar menggunakan HT.
Selain tidak keluar biaya untuk membeli pulsa ponsel, dia dapat berinteraksi dengan gurunya secara langsung dalam membahas mata pelajaran.
Memang Rima sedikit merasa sedih karena tidak bisa berkumpul dengan teman-temannya yang lain.
Sebab, dalam masa pandemi ini, kegiatan belajar mengajar secara tatap muka ditiadakan.
"Saya ingin bisa segera ngumpul sama teman-teman lagi," katanya kepada wartawan BBC News Indonesia.
Orang tua murid mengaku sangat terbantu dengan penggunaan HT. Dengan cara ini mereka tidak perlu mengeluarkan uang tambahan untuk membeli pulsa ponsel.(Randy Pratama)
Penggunaan HT ini merupakan ide dari Kepala SMPN 3 Satap Batu Lanteh, Ibrahim.
Menurutnya, ide ini terbetik saat terjadi pandemi Covid-19.
Dikatakannya, ketika kegiatan belajar tatap muka ditiadakan pada 17 Maret lalu, pihak sekolah harus memutar otak. Sebab, di Dusun Punik, Desa Batu Dulang, tidak terjangkau sinyal internet.
• Nadiem Makarim: Di Tengah Pandemi Corona, Pembelajaran Jarak Jauh Jadi Hybrid Model di Tanah Air