Internasional

Tak Terapkan Physical Distancing, Ketua Gereja Shincheonji Ditangkap

Editor: Bebet I Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto tertanggal 2 Maret 2020 menampilkan wajah ketua sekaligus pendiri Gereja Shincheonji, Lee Man-hee, saat menghadiri konferensi pers di Gapyeong, Korea Selatan.

Selain kasus yang menimpanya ini, Lee Man Hee juga dituduh telah menggelapkan dana Gereja 5,6 miliar won (Rp 68,5 miliar), dan mengadakan kegiatan agama di tempat umum tanpa izin.

Pada Maret dia telah menyatakan permohonan maafnya untuk penyebaran Covid-19 di Korea Selatan.

AFP melanjutkan, sejak itu negara pimpinan Presiden Moon Jae-in ini mulai stabil dalam menangani virus Corona, dengan program "lacak, uji, dan obati" secara luas.

Hari ini Korsel mengumumkan 31 kasus baru Covid-19, yang membuat total kasusnya menjadi 14.336.

Klarifikasi Gereja Shincheonji

Gereja Shincheonji memberikan klarifikasi, terkait pemberitaan media-media internasional yang menudingnya sebagai sekte sesat penyebar virus Corona.

Sebelumnya, Gereja Shincheonji disebut "berkontribusi" dalam penyebaran Covid-19 di Korea Selatan karena berbagai alasan.

Di antaranya adalah keengganan bekerja sama dengan pemerintah, lalu praktik ibadahnya yang duduk berdekatan ( physical distancing ).

Dilansir dari CNN Minggu (1/3/2020) Kim Shin-chang direktur Shincheonji mengatakan, Shincheonji bukan dalang di balik penyebaran virus Corona di Korsel, dan sebaliknya pemerintah Korsel yang mengkambinghitamkan mereka.

Lalu terkait penyebutan sekte sesat, Shincheonji membantahnya dengan membeberkan bukti telah mewisudakan 103.764 lulusan sekolah Alkitab Shincheonji pada November 2019.

Shincheonji juga menyinggung tentang pemberitaan media-media internasional yang menyebut jemaat Gereja Shincheonji adalah sekte sesat.

Mereka menuturkan, tudingan itu berasal dari Dewan Kristen Korea bernama CCK yang berniat menjatuhkan Shincheonji karena alasan politik.

"CCK punya pengaruh yang sangat kuat di Korsel. Mereka menggoreng isu di media Yonhap, media besar di Korsel, dan kantor-kantor berita internasional seperti Reuters hanya meng-copas-nya tanpa klarifikasi."

Akibatnya, media-media lain yang menyadur Reuters (dan AFP maupun kantor berita internasional berlangganan lainnya), turut memberitakan hal serupa.

Cara duduk yang berdekatan saat beribadah juga disebutnya bukan serta merta salah Shincheonji.

Dekatnya jarak antar-jemaat ini sebelumnya dianggap memperbesar peluang tersebarnya virus Corona.
Halaman
123

Berita Terkini