Renungan Harian Katolik, Sabtu 18 Juli 2020
In Nomine Eius Gentes Sperabunt; Pada-Nya Bangsa-bangsa Berharap
Oleh: RD. Maxi Un Bria
POS-KUPANG.COM - Sejarah peradaban manusia selalu ikut ditandai dengan benturan dan peperangan untuk merebut pengaruh dan kekuasaan. Setiap abad tampil tokoh-tokoh fenomenal dengan gagasan dan gerakan yang mengagumkan juga mencemaskan.
Kehadiran para tokoh dunia dalam ranah kekuasaan maupun dalam ranah spiritual ikut ditandai dengan dialektika dan diskursus sosial pro maupun kontra. Ada yang menerima dan tentu saja ada pula yang menolak dengan beragam argumentasi.
Semuanya terjadi sebagai bagian utuh dari ekspresi sikap rasional dan pertimbangan ketetapan hati insan manusia.
Yang pasti ada godaan dan kecenderungan para aktor untuk membangun hegemoni dan pengaruh untuk menguasai yang lain.
Ada aktor yang berupaya membangun kekuasaan dengan membunuh atau memusnahkan mereka yang sedang berpengaruh dan berkuasa.
Sementara itu tentu saja para aktor yang sedang berkuasa berupaya mempertahankan status quo dengan berbagai strategi.
Aneka tindakan strategis pun dibangun untuk memelihara pengaruh dan dominasi.
Di sana terjadi proses negosiasi dan produksi makna untuk membangun pengaruh. Itulah bagian dari realitas dan dinamika para aktor dalam merebut pengaruh serta kekuasaan.
Thomas Hobbes filsuf kelahiran Malmesburi - Inggris 5 April 1588, dalam karyanya De Cive ( 1651 ) menggambarkan sifat manusia umumnya dengan sebutan homo homini lupus; manusia menjadi serigala bagi sesamanya dan homo homini socius; manusia menjadi sahabat bagi sesama manusia.
Mengingatkan dunia bahwa tipologi sifat manusa ini selalu akan dijumpai dalam realitas dunia.
Maka sebagai insan yang beriman dan rasional kita diajak untuk menjaadi sahabat bagi sesama manusia yang lain; homo homini socius sebagai pilihan tindakan komunikatif yang setara dan penuh penghargaan terhadap martabat manusia.
Bila dunia mengajarkan agar orang merebut kekuasaan dengan berbagai cara yang licik dan strategik, maka Yesus justeru menghadirkan model kepemimpinan dan pelayanan kasih yang berbeda.
Perikope Injil hari ini Mateus 12 : 14-21 menghadirkan sebuah fenomena yang menarik.
Yesus setelah menyembuhkan banyak orang sakit, Ia melarang orang secara keras untuk memberitakannya kepada khalayak.
”Ia dengan keras melarang mereka untuk memberitahukan siapa Dia “ ( Matius 12 : 16 ).