POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Kunjungan kerja Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur yang dilangsungkan di Kantor Desa Balauring, Kecamatan Omesuri, Kamis (2/7/2020) diwarnai aksi protes orang muda Desa Balauring.
Dalam kunjungan tersebut, Bupati Sunur memang sudah memiliki agenda mendengarkan presentasi dari orang muda perihal pengelolaan dana untuk desa tematik pariwisata.
• Bawaslu Sumba Barat, Anggaran Pengawasan Pilkada Rp 5,9 Miliar
Presentasi ini pun tak jadi dilakukan. Aksi protes yang berujung pada kericuhan justru semakin memanas beberapa saat setelah Bupati Lembata dan rombongan meninggalkan Kantor Desa Balauring.
Beberapa orang pemuda merengsek masuk ke dalam kantor dan menghardik Kepala Desa Syarif Patipilohi.
• Sumba Barat Masuk Zona Merah, Kelurahan Komerda Semprot Rumah Warga dan Bagi Masker
Mereka menyatakan ketidakpuasan terhadap kinerja kepala desa Syarif. Para pemuda juga semakin kesal karena Syarif mempolisikan sejumlah pemuda terkait aksi segel kantor desa beberapa waktu lalu.
Ditemui terpisah di Desa Lewolein, Kecamatan Lebatukan, Kamis (2/7/2020), Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur tampak menyayangkan aksi protes orang muda tersebut.
Dia menuturkan pemerintah sudah memberi kesempatan kepada orang muda untuk mempresentasikan konsep mereka mengelola dana Rp 100 juta untuk desa tematik Balauring. Namun kesempatan ini justru tidak dimanfaatkan.
"Urusan laporan ke polisi itu urusan pribadi. Saya suruh mereka hadir lalu buat draft konsep presentasikan, lalu kalau kita beri uang 100 juta rupiah ini kalian mau bikin apa. Tapi kerja sama dengan desa supaya kelola bersama desa. Jadi paparkan konsep, jangan hanya omong-omong saja. Saya sudah datang sendiri, mau fasilitasi apa lagi, sudah malas," ungkap Bupati Sunur, kecewa.
Kendati demikian, Pemerintah Kabupaten Lembata tetap menggelontorkan anggaran Rp 200 juta untuk pengembangan desa tematik pariwisata Balauring.
"Itu kan desa tematik jadi intervensi 200 juta rupiah itu tetap. Ini berarti sudah lain lagi. Sekarang kembali ke mereka, itu kan tetap kita bangun. 200 juta untuk pengembangan wisata di Balauring," tambahnya.
Sebelumnya saat kunjungan kerja bersama Bupati Lembata di Kantor Desa Balauring, Kepala Bappelitbangda, Said Kopong menjelaskan kalau Desa Balauring menjadi pusat pembangunan dengan pendekatan koridor ekonomi klaster desa.
"Kita punya dua koridor ekonomi yang salah satunya berpusat di Balaruring. Tujuannya untuk percepatan pembangunan dan kemajuan masyarakat," kata Said menerangkan.
Kebijakan ini menurutnya telah dilaksanakan sejak 2019 lalu dan untuk Desa Balauring sudah ada intervensi dana senilai Rp 200 juta dan dia harap Balauring bisa berkembang menjadi desa yang mandiri.
Said lebih jauh mengungkapkan bahwa konsep desa tematik itu selalu bertumpu pada potensi dan karakter yang dimiliki desa.
Misalnya, Desa Balauring bisa mengembangkan desa tematik pariwisata dan perdagangan. Oleh karena itu, dukungan semua pihak bisa memacu pembangunan di Balauring.
"Siklus pembangunan di koridor timur itu Balauring yang jadi pusat pembangunan di wilayah di dua kecamatan Omesuri dan Buyasuri. Balauring adalah wajah Lembata yang ada di timur," pungkasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)