Pemimpin Korea Utara Ancam Serang Militer ke Korea Selatan, Aksi Pembalasan Ulah Para Pembelot
Korea utara dan Korea Selatan secara teknis masih dalam keadaan perang. Kedua negara tidak melanjutkan peperangan karena adannya gencatan senjata, bel
Pemimpin Korea Utara Ancam Serang Militer ke Korea Selatan, Aksi Pembalasan Ulah Para Pembelot
POS KUPANG.COM -- Korea utara dan Korea Selatan secara teknis masih dalam keadaan perang. Kedua negara tidak melanjutkan peperangan karena adannya gencatan senjata, belum ada perjanjian damai antara dua negara di semanjung Korea tersebut.
Kini pembangunan dua Korea itu seperti bumi dan langit. Korea Selatan yang dilindungi Amerika sangat maja dalam semua aspek antara lain ekonomi dan budaya. Film-film dam musuk Korea Selatan sangat mendunia
Sementara Korea Utara terpuruk dalam segala hal terutama dalam bidang ekonomi. Negara komunis itu terjerat dalam kemiskinan dan kelapran hebat
Akibatbatnya tidak sedikit orang Korea Utara membelot ke Korea Selatan. Mereka berusaha keras untuk lolos dari penjagaan pasukan militer dengan ancaman kematian bila ketahuan atau tertangkap
Aksi para pembelot itu menyebabkan hubungan kedua negara itu kembali menegang
• Terawang Mbak You Menggemparkan Melebihi Syahrini&Luna;,Artis Tikung Pasangan,Selingkuhi Istri Teman
• Nama Asli Deddy Corbuzier Dibongkar Ari Lasso ke Publik, Sang Vokalis Namanya Culun
• Belum Perang di LCS, Dunia Kaget Bentrokan Militer Ceko dan Polandia,Perang Dunia III Diawali Eropa?
• Jarang Terekspose Saat Sang Putri Dituduh Pelakor, Ibu Mayangsari Tampil Nyentrik Mewah
Ketegangan Korea Utara dengan Korea Selatan meningkat. Terbaru, Korea Utara mengancam tindakan pembalasan terhadap Korea Selatan yang dapat melibatkan militer.

Ancaman Korea Utara ini datang setelah para pembelot dari Korea Utara yang tinggal di Korea Selatan mengirim kembali propaganda ke Korea Utara
Dia Kim Yo Jong , adik perempuan Pemimpin Korea Utara Kom Jong Un mengeluarkan peringatan itu dalam sebuah pernyataan yang dimuat di kantor berita KCNA pada Sabtu (13/6).
"Dengan menggunakan kekuatan saya yang disahkan oleh Pemimpin Tertinggi, partai kami dan negara bagian, saya memberikan instruksi kepada ... departemen yang bertanggung jawab atas urusan dengan musuh untuk secara tegas melakukan tindakan selanjutnya," kata Kim Yo Jong yang dikutip Reuters.
Pernyataannya itu muncul beberapa hari setelah Korea Selatan mengambil tindakan hukum terhadap para pembelot yang telah mengirim materi seperti beras dan selebaran anti-Utara, biasanya dengan balon melewati perbatasan yang dijaga ketat atau dalam botol oleh laut.
Korea Utara mengatakan telah membuat marah para pembelot dan dalam sepekan terakhir setelah memutuskan hotline antar-Korea dan mengancam akan menutup kantor penghubung antara kedua pemerintah.
Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan hubungan dengan Korea Utara, pemerintahan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berusaha untuk mencegah kampanye selebaran dan beras, dan para pembelot mengeluhkan tekanan untuk menghindari kritik terhadap Korea Utara.
Secara terpisah, Kementerian Unifikasi Korea Selatan merilis pernyataan meminta Korea Utara untuk menghormati perjanjian antar-Korea yang dicapai di masa lalu.
"Korea Selatan dan Korea Utara harus berusaha menghormati semua perjanjian antar-Korea yang dicapai," tulis kementerian Unifikasi Korea selatan dalam sebuah pernyataan.