Saran ulama itulah yang lantas membuatnya yakin menyatakan dukungan untuk Prabowo di Pilpres 2019.
"Yang kedua bahwa saya tidak berpikir sendiri, tidak berijtihad sendiri, saya melihat fatwa ulama," terang dia.
"Ulama yang dzahir yang melihat dari analisa, ulama yang bathin yang selalu mendapatkan inspirasi."
"Wahyu sudah terputus tapi mereka mendapat ilham karena kejernihan hati, mereka yang menyuruh saya," sambungnya.
Menurut Ustadz Abdul Somad, saat itu ia berani menerima semua konsekuensi setelah menyatakan dukungan untuk Prabowo.
Meskipun begitu, ia kembali menegaskan tak sedikitpun merasa kecewa setelah Prabowo memutuskan masuk dalam pemerintahan.
"Lalu kemudian ketika saya sampaikan dengan segala macam konsekuensinya saya terima."
"Lalu kemudian terjadi apa yang terjadi, tidak ada kekecewaan sedikitpun karena itu adalah yang sudah saya lakukan," jelasnya.
Ia mengaku hanya tak ingin disalahkan umat Islam di masa mendatang jika tak menyatakan pilihannya saat itu.
"Saya hanya melakukan yang perlu saya lakukan agar umat tidak menyalahkan saya di masa yang akan datang," tandasnya
Dapat Perlakuan Diskriminatif
Ustadz Abdul Somad mengaku sempat mengalami tindakan diskriminatif setelah menyatakan dukungannya untuk Prabowo Subianto di Pilpres 2019 lalu.
Ustadz Abdul Somad menyebut sejumlah tindakan tak mengenakkan yang dialaminya itu datang dari perusahaan milik pemerintah, BUMN.
Ustadz Abdul Somad pun mengaku saat itu merasa bingung karena merasa hal yang dilakukannya bukanlah suatu kejahatan.
Hal itu secara terang-terangan disampaikannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Sabtu (6/6/2020).