Kondisi itu seketika menghadirkan kembali ingatan tentang perjuangan pelayanan kemanusiaan dan pergumulan nurani seorang Damian de Vesuter antara tahun 1873-1889.
Jiwa heroisme cinta kasih dan kemanusiaan Pater Damian seperti membuat kami hanyut dalam kekaguman tanpa kata atas keberanian dan pengorbanannya.
Cinta dan pelayanannya terhadap orang-orang kusta dan anak yatim piatu menghadirkan cinta kasih Allah yang hidup bagi dunia.
Fixus in lapide steti; Saya berdiri terpaku di atas batu, saya tertegun. “Pater Damian sungguh dahsyat karyamu”. Demikian gumamku dalam hati.
“Pater Damian de Veuster Pahlawan Cinta kasih bagi kaum kusta kelak diangkat menjadi orang kudus oleh Paus Benediktus XVI pada tanggal 11 Oktober 2009. Ia melayani orang kusta sampai sampai tertular penyakit kusta dan wafat.
Ia percaya mahkota kebahagiaan telah disediakan baginya di surga. Sebagaimana kata St. Paulus “ Bagiku hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan” ( Filipi 1 : 21 ).
Hari ini Gereja Katolik sejagat memperingati St. Karolus Lwanga dan teman-teman martir asal Afrika yang juga mengorbankan jiwanya demi mempertahankan iman kepada Kristus yang wafat dan bangkit.
Semoga pengharapan dan iman yang kokoh terhadap kebangkitan Tuhan menggelorakan spirit cinta kasih dan pengorbanan kita dalam setiap bentuk pelayanan.
Doa: “Terpujiah Allah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belaskasihan dan Allah sumber penghiburan. Ia yang menghibur kita dalam segala penderitaan, sehingga kita sanggup menghibur semua orang yang ditimpa bermacam-macam penderitaan, dengan penghiburan yang kita terima sendiri dari Allah”, Amin. ( 2 Kor 1 : 3 -4 )