UGD RSUD Kefamenanu, TTU Ditutup Sementara. Ini Biang Penyebabnya
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU – Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah, RSUD Kefamenanu, Kabupaten TTU, menutup sementara pelayanan di ruangan unit gawat darurat di rumah sakit tersebut.
Biang penyebabnya, adalah seorang ibu hamil mendatangi rumah sakit tersebut dan ketika menjalani rapit tes, ibu muda tersebut terindikasi positif virus corona.
Ibu hamil tersebut merupakan warga Oenopu, Kabupaten TTU.
• ASN dan THL di Matim Masuk Kantor Wajib Pakai Masker, Kalau Langgar Ini Sangsinya!
• Suasana Aktivitas ASN dan THL di Manggarai Timur Saat Bekerja di Kantor
Setelah tahu kalau ibu muda tersebut berkemungkinan terpapar virus corona, akhirnya pasien tersebut langsung dirujuk ke RSUD Atambua, Kabupaten Belu.
Setelah merujuk pasien tersebut, manajemen RSUD Kefamenanu pun mengeluarkan surat yang isinya menyampaikan kepada publik bahwa UGD RSUD Kefamenanu untuk sementara ditutup alias tidak melayani pasien.
Dalam surat itu disebutkan bahwa sehubungan dengan adanya sterilisasi area RSUD Kefamenanu, maka untuk tenggat waktu beberapa hari ke depan UGD RSUD Kefamenanu tidak dibuka.
Tidak dibukanya UGD RSUD Kefamenanu itu terhitung Minggu, 17 Mei 2020 hingga Rabu, 20 Mei 2020.
UGD RSUD Kefamenanu baru dibuka lagi keesokan harinya, pada Kamis, 21 Mei 2020.
Sedangkan Bagian Poli Umum RSUD Kefamenanu tidak melayani pemeriksaan kesehatan terhitung Selasa, 19 Mei 2020 hingga Kamis, 28 Mei 2020.
Bagian Poli Umum RSUD Kefamenanu baru dibuka lagi pada Jumat, 29 Mei 2020.
Surat berisi pengumuman tersebut ditandatangani pada Jumat, 16 Mei 2020 oleh Direktris RSUD Kefamenanu, dr. Agustina Tanusaputra, M.Kes.
Informasi yang dihimpun POS-KUPANG.COM, menyebutkan, surat manejemen RSUD Kefamenanu itu diterbitkan menyusul seorang pasien yang diduga telah terkontaminasi virus corona atau Covid-19 dirujuk ke RSUD Kefamenanu untuk berobat.
• UPDATE Corona Malaka: Hasil Swab Pasien OTG ex Gowa dari Malaka Negatif
• 29 Petugas Medis di TTU Jalani Rapid Test
Pasien itu merupakan seorang ibu hamil asal Desa Oenopu, Kecamatan Insana, Kabupaten TTU yang sedang sakit dan hendak mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit tersebut.
Akan tetapi ketika petugas medis di rumah sakit tersebut melakukan rapit test, ada reaksi positif dari pasien ibu hamil tersebut.
Dari hasil rapit test tersebut, manajemen RSUD Kefamenanu, TTU membuat surat rujukan agar pasien tersebut dirawat di RSUD Atambua, Ibukota Kabupaten Belu.
Ketika pasien tersebut dirujuk ke RSUD Atambua, manajemen RSUD Kefamenanu langsung mengeluarkan pengumuman kepada masyarakat TTU dan sekitarnya dengan menyebutkan bahwa UGD RSUD Kefamenanu akan ditutup sementara waktu.
Ternyata, saat ini Sebanyak 29 petugas medis yang bertugas di RSUD Kefamenanu harus menjalani rapid test setelah menangani satu pasien ibu hamil yang di reaktif virus corona setelah dilakukan rapid test.
Sementara itu, sebanyak 12 orang petugas medis yang lainnya hanya dilakukan screening karena ikut menangani pasien yang berasal dari Oenopu tersebut.
Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 TTU, Kristoforus Ukat, mengatakan hal itu kepada POS-KUPANG.COM, saat ditemui di ruang kerjannya, Senin (18/5/2020).
Kristoforus mengatakan, secara keseluruhan jumlah petugas medis yang menjalani screning dan rapid tes sebanyak 41 orang. Mereka di screning dan di rapid tes karena menangani pasien ibu hamil tersebut.
"Petugas medis yang tangani pasien ibu hamil total ada 41 orang, dengan rincian kelompok pertama yang discrening ada 29, yang rapid ada 19, terus kelompok kedua 13 yang discrening ada 10 yang rapid tes," ujarnya.
Kristoforus mengungkapkan, petugas medis yang menjalani rapid test tersebut dianjurkan untuk melakukan karantina selama 14 hari kedepan.
"Tapi ada sebagian yang dikarantina secara mandiri, dan sebagiannya lagi karantina secara terpusat di Rusunawa. Tergantung dari kondisi rumah mereka," ungkapnya.
Kristoforus menambahkan, pihaknya belum mengantongi hasil rapid tes terhadap 29 tenaga medis tersebut, sehingga belum dapat menyampaikan secara langsung kepada publik.
Ia berjanji, apabila nanti pihaknya sudah mengantongi hasil rapid tes, maka akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Bupati apakah akan disampaikan ke publik atau tidak.
"Karena kita takut psikologi dari para petugas medis kita. Atau nanti kita hanya sampaikan jumlah saja juga lihat saja keputusan nanti seperti apa," pungkasnya.(POS-KUPANG.COM, Frans Krowin)