Setelah itu saya jalan-jalan keliling kota. Saat itu musim gugur, jadi cuaca dingin dan basah, dan saya tidak membawa baju hangat. Saya pun terkena infeksi saluran kemih, prostatitis, dan demam.
Namun, hal itu tidak menghalangi Ira, saya harus melakukan apa yang dia mau.
Akhir pekan adalah saat yang paling parah. Saya diperkosa pada Sabtu pagi dan Minggu malam. Saya menghitung hari sampai saya bisa kembali ke Ukraina.
Saya pikir dengan kembali ke sana kami akan putus, tetapi saya salah. "Saya mencoba kabur, tetapi saya menyerah" Saya lalu kembali ke rumah orang tua saya dan tidak berencana menghubungi Ira, apalagi tinggal dengannya.
Tapi upaya saya untuk menghindari Ira berlarut sampai bertahun-tahun. Kami sering bertengkar, dan saya mematikan telepon dan memblokirnya di platform manapun.
Saya biasanya sembunyi tapi ia akan mendatangi saya dan duduk di sisi lain pintu.
Ia menelpon saya dan berjanji bahwa semuanya akan baik-baik saja. Saya pun selalu kembali ke Ira, setiap saat.
Saya sangat takut sendiri. Pada awalnya, saya sering mencoba untuk putus dengannya, tapi lama-kelamaan saya menyerah.
Ia berkeras kita menikah, dan kami pun menikah meskipun saya tidak mau. Ira cemburu dengan siapa saja: teman-teman saya, keluarga saya.
Ke manapun saya pergi saya harus menelponnya. "Kenapa saya menghadiri konferensi itu?" "Kenapa saya bertemu teman ini?"
Saya harus bersamanya, dalam genggamannya. Ia tidak bisa pergi ke mana-mana tanpa saya--saya semacam sumber hiburan baginya.
Ira tidak bekerja. Saya yang bekerja, masak, dan bersih-bersih. Kami menyewa apartemen besar dengan dua kamar mandi.
Saya dilarang memakai kamar mandi utama dan harus memakai kamar mandi tamu. Setiap pagi saya harus menunggu sampai ia bangun tidur pukul sembilan atau sepuluh pagi, kalau tidak saya akan mengganggunya.
Ia memutuskan kalau kami harus tidur di kamar yang berbeda, di mana kamar saya tidak ada kuncinya, jadi saya tidak bisa sendiri.
Kalau saya berbuat 'salah', ia akan berteriak dan memukul saya. Ini terjadi sekali sehari atau setiap dua hari sekali.